Jakarta, (BR) .- Jumlah kasus yang diduga disebabkan oleh infeksi hepatitis akut dan penyebab yang tidak diketahui, alias hepatitis misterius, meningkat menjadi 20 kasus.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah kasus per data pada 30 Mei 2022.
Juru bicara untuk Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menambahkan, sampai sekarang pemerintah masih menyelidiki dan memeriksa dugaan infeksi Myatitis yang telah merenggut nyawa empat anak di Indonesia.
“Jumlah total kasus 20 pasien dengan klasifikasi 5 kemungkinan. Lalu 15 klasifikasi yang tertunda,” kata Syahril, seperti yang dilaporkan oleh cnnindonesia.com, Selasa (5/31).
Syahril kemudian terperinci, dari 20 kasus yang dilaporkan. 13 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit dengan 2 status yang mungkin dan 11 orang menunggu klasifikasi.
Selain itu, 3 orang dinyatakan sembuh dan dikirim pulang dengan status 1 kemungkinan dan 2 klasifikasi tertunda. Sementara 4 orang dengan 2 kemungkinan status dan 2 klasifikasi tertunda meninggal.
Syahril kemudian menjelaskan, pada tanggal 23 April 2022 Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikan empat definisi atau status dalam hepatitis akut misterius.
Pertama, kasus konfirmasi yang belum tersedia saat ini tidak diketahui. Kedua, status yang mungkin, bagi mereka yang terpapar hepatitis akut (virus non-hepatitis A-E) dengan AST atau ALT lebih dari 500 U/L, berusia kurang dari 16 tahun, ditemukan sejak 1 Oktober 2021.
Ketiga, Epi-Linked. Yaitu seseorang dengan hepatitis akut (virus non-hepatitis A-E) dari segala usia yang merupakan kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi sejak 1 Oktober 2021.
Keempat, klasifikasi tertunda, yaitu jika hasil serologi hepatitis A-E belum ada, tetapi karena kriteria dipenuhi. Dan dibuang yang berarti kasus dengan presentasi klinis yang dapat dijelaskan karena penyebab penyakit lainnya.
“Di Indonesia Epi-linked masih nol,” katanya. (*)
Discussion about this post