KBB (BR.Net).- Indikasi kebocoran Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) di lingkungan Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, sangat nampak dan jelas adanya.
Pasalnya pasca penelusuran dan investigasi tim Bandungraya.net di lapangan, di wilayah Pendidikan Kab. Bandung Barat, ditemukan adanya statement kolektif kolegial antara Ketua K3S yang satu dengan yang lainnya, yang notabene dengan posisi dan lokasi serta kecamatan yang berbeda tapi dengan jawaban dan statement yang sama.
“Yang diduga hal ini adanya penyeragaman jawaban terhadap lembaga-lembaga lain diluar K3S baik itu kalangan PERS, LSM dan lainnya. ”
Nampaknya hal Ini dilakukan untuk menutupi keborokan yang mereka lakukan, dengan tidak memandang terhadap UU. No. 14 /2008 tentang Keterbukaan informasi publik.
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Cililin, Azis Ismail saat ditemui mengatakan, bahwa di wilayahnya sama sekali tidak ada pungutan kepada pihak Kepala Sekolah di Kecamatan Cililin, ujarnya Kamis, (18/01/2024).
Dikatakan Azis , dia tidak mengkoordinir, sekarang buku mitigasi dan literasi ada yang mampu ya beli, itu juga kalau jumlah murid nya di atas 100 siswa, dibawah 100 siswa tidak di haruskan membeli.
“Buku mitigasi Rp. 2.080.000, itu dianggarkan di ARKAS bagi yang mampu,”ujarnya.
“Disini tidak ada iuran, kalau ada kegiatan, seperti lomba-lomba, saya pakainya pendaftaran per mata lomba, itu ada Pagunya di ARKAS, pagu lomba ini sekian, lomba itu sekian, jadi tidak ada iuran per siswa, semua pagunya adalah pendaftaran apapun kegiatannya, yang jelas ada anggarannya,”ungkapnya.
“Kalau Cililin tidak ada setoran atau iuran dari BOS ke Dinas, saya tidak pernah mengkondisikan, tidak pernah ada pungutan apa-apa, sedangkan untuk SK PLT juga saya tidak pernah menebus dan membebankan kepada yang bersangkutan, ” Imbuhnya.
“Misalkan ada usulan, ada SK PLT, langsung bagikan,” tukas Azis
Di tempat yang berbeda, Ketua K3S Cihampelas, Agus Saefuloh mengatakan, untuk harga buku mitigasi sebesar Rp. 2 Juta lebih, untuk jumlah eksemplarnya itu datanya ada di arkas.
“K3S tidak ada iuran, kalau kegiatan itu insidentil tergantung jenis kegiatannya, dan itu dikomunikasikan dengan pihak Kepala Sekolah, ada yang 200 per siswa,” katanya.
“Untuk iuran Kurikulum, workshop dan lain-lain itu ada di K3S gugus, bukan di K3S kecamatan, itu adanya di gugus, yang sifatnya pengumpulan Dana/iuran itu dikelola langsung oleh Gugus,” imbuhnya.
Agus mengaku untuk tingkat kecamatan tidak ada kegiatan yang di fasilitasi oleh K3S, kecuali lomba-lomba itu dari gugus, soalnya porsinya ada di gugus, K3S kecamatan hanya monitoring pelaksanaan saja.
“Intinya apa-apanya ada di ketua gugus, disini ada 6 gugus, jadi ketua gugus yang bertanggung jawab, dengan catatan ketua gugus harus berkoordinasi dengan koordinator, dan saya termasuk koordinator K3S kecamatan,”tegas Agus.
Sedangkan Ketua K3S Gununghalu, Ade Hermawan mengatakan bahwa pengadaan buku mitigasi dan literasi tidak mengerucut kepada K3S.
“Mitigasi tidak, literasi juga tidak, bayarnya tidak ke K3S, karena saya baru dari bulan Agustus,”
Namun, ia mengatakan di K3S terdapat iuran yang harus dibayarkan oleh dana BOS persiswa di setiap kegiatan.
“Iuran sekitar Rp.1.100/siswa kegiatan,” tukasnya.
Ada yang luar biasa yang diutarakan Ketua K3S Rongga, Utar mengatakan iuran yang dibebankan kepada sekolah persiswa kebanyakan diperuntukkan untuk kurikulum.
“Bintek tentang kurikulum merdeka, kebanyakannya untuk kurikulum, penilaian, terus pengelolaan keuangan, “. Tukasnya.
Ditegaskan Utar, bahwa iuran K3S dari setiap sekolah sejumlah siswa sebesar Rp. 3.500/siswa per kegiatan, dan untuk tahun 2023 ada 8 kegiatan, tinggal dihitung saja 8 x Rp. 3.500 x 5000 siswa = Rp. 140.juta rupiah per Tahun, itu iuran K3S.
Namun bila ada kegiatan lain seperti Lomba-lomba atau 02SN itu diluar iuran K3S, itu ditanggung sekolah berdasarkan Pendaftaran Cabang Olahraga Raga atau lainnya, Kata Utar.
Lain hal yang disampaikan K3S Sindang Kerta, Eman yang mengatakan tidak ada nominal iuran berupa uang untuk setiap kegiatan .
” Tidak berbentuk iuran tapi mengeluarkan sesuai kegiatan, ” Katanya.
Setiap kegiatan Bintek, Workshop, kurikulum Merdeka, Eman mengatakan tidak tetap iurannya.
“Nu hadir persiswa kadang 50, kadang 100, teu tangtos, ” Jelasnya.
Di Tahun 2023, ada kegiatan Lomba, Bintek, kegiatan Disdik dan kegiatan Inspektorat
” Kegiatan Disdik dan inspektorat tidak mengeluarkan iuran, jika ada peserta yang menerima paling snack atau pincuk makanan,”terangnya.
Disinggung masalah Buku Mitigasi dan Literasi, Eman tidak mengetahui berapa anggaran yang ada. (Icha/Nadila)
Discussion about this post