Arab Saudi (BR).- Pesawat Saudia dengan nomor penerbangan SV823 bersiap mengudara. Membelah malam. Meninggalkan kerlap kerlip Ibukota. Jakarta masih terlelap.
Terbang mengangkasa. 10.000 meter diatas permukaan hamparan bumi. Kecepatan 900 km per jam. Pesawat Saudia jenis Boeing 777-300 ER, mengangkasa dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Banten menuju Bandara King Abdul Azis, Jeddah Saudi Arabia. Menjelajah jarak sekira 8.000 km. Waktu tempuh 9 jam. Pesawat Saudia, terbang menembus malam, Pada Rabu, 26 April 2023. Waktu menunjukkan pukul 00.20.WIB.
Subuh pun tiba. Kami masih mengangkasa. Siang menggantikan malam. 20 menit sebelum mendarat, Pramugari Saudia mengumumkan:
“Para jamaah sekalian. Kita akan memasuki tempat miqat, sekira 30 menit lagi. Dimohon untuk bersiap…” Pesawat Saudia kali ini, melewati tempat miqat makani melalui Yalamlam. Jamaah sudah berganti pakaian ihram, dua jam sebelumnya. Jamaah umrah yang bergabung dengan PT. Karya Imtaq penyelenggara Ibadah Haji Plus dan Umrah dibawah jamiyyah Persatuan Islam (Persis) bersiap. Melafalkan niat ihlal umrah.
Tepat 20 menit sebelum mendarat, di atas miqat Yalamlam, pembimbing jamaah umrah, Ustad Jejen Jaenudin, M. PdI, memimpin ihlal ihrom:
” Labbaika Allahumma ‘umratan…”
Takbir bergema. “Labbaika allohumma labbaik. Labbaika laa syarika laka labbaik. Innalhamda. Wanni’mata, laka wal mulk, laa syariika laka…” Terus berulang, bersama gemuruhnya mesin pesawat yang sebentar lagi mendarat di Jeddah. Tak terasa, air mata menetes perlahan.
Pesawat mendarat dengan selamat pukul 06.45 waktu Jeddah. Prosesi berikutnya, kesabaran antri di imigrasi. Lanjut perjalanan menuju kota Mekkah al-Mukarramah. Sekira 1,5 jam perjalanan. Panas diluar cukup menyengat. Di dalam bis, Air conditioner, mendinginkan suhu badan. Diiringi Talbiyah, mendinginkan hati.
Prosesi Ibadah Umrah
Azan zuhur berkumandang dari masjidil haram. Ribuan jamaah, bergegas menuju mesjid. Udara panas menyengat. Namun tak menyurutkan langkah umat untuk shalat dan berkhidmat.
Prosesi ibadah umrah dimulai. Usai shalat zuhur, kami memulai prosesi itu. Dari hotel Anjum, belakang masjidilharam yang diperluas, kami menembus terik matahari. Balutan kain ihram putih, menguatkan niat. Memasuki masjidil haram, kami memulai prosesi itu.
Melihat ka’bah yang agung dengan balutan kain hitam, kami berdoa: Allohumma antas-salam, wa minkas-salam. Fahayyina robbana bis-salam. Tiba di sudut hajar aswad, kami mengangkat tangan; Bismillahi Wallohu Akbar. Dan prosesi thawaf dimulai.
Ditengah terik matahari, kami berlari lari kecil untuk tiga putaran pertama. Peluh mulai menetes. Namun lantai dasar masjidilharam, tidak terasa panas. Untuk tidak mendramatisirnya menjadi dingin.
Tujuh putaran thawaf sudah dijalani. Mendekati maqom ibrahim. Bekas telapak kaki yang terpahat. Kami berdo’a: wattakhidu mim-maqomi ibrohima musholla. Lalu shalat dua rakaat. Mengakhiri thawaf. Mengakhiri peluh yang mengucur deras.
Prosesi sa’i, seakan berubah suasana. Dari panas terik, menjadi dingin. Tempat sa’i, tempat siti hajar mencari sumber air dari bukit shafa ke bukit marwah, bolak balik. Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS dan ibunda dari Nabi Ismail AS. Wanita soleh, tegar, dan tercatat dalam sejarah menjadi perantara munculnya mukjizat air zam-zam.
Innas-shafa wal-marwata, min sya’airillah. Doaku di sisa bukit batu yang tinggal sepenggalan. Ditempat itu. Meluncur deras doa doa mengetuk pintu langit. Doa doa yang dipanjatkan di bukit shofa dan marwah. Seakan menandai betapa tidak berdayanya manusia tanpa bergantung pada-Nya. Berdoa berkali-kali, mulai dari doa personal, doa komunal, hingga doa doa titipan, dilambungkan dari tempat mustajab itu menembus langit. Setiap doa yang dipanjatkan, setiap kali itu pula, air mata mengalir deras.
Tujuh kali putaran sa’i, mengakhiri prosesi ibadah umrah yang ditutup dengan tahalul. Jamaah saling berpelukan. Bagi yang pertama kali menunaikannya, ini pengalaman spiritual yang sangat berharga.
Sesungguhnya, Shafaa dan Marwah merupakan sebagian dari syi’ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui.” (Qur’an suci, surat Al Baqarah : 158)
Masjidilharam, kamis subuh 27 April 2023.(**)
Discussion about this post