Garut (BR).- Kegiatan LOKMIN (lokakarya mini) yang berlokasi di Aula UPT PKM Karangmulya Kecamatan Karangpawitan, Senin (27/12).
Lokmin triwulanan ini dihadiri 3 pilar tingkat kecamatan, Kapus PKM Karangmulya, para Kades, Sekdes dan Kasi Kesra, yang berada di wilayah kerja PKM Karangmulya.
Lokakarya mini ini membahas semua kegiatan yang telah dilaksanakan selama tiga bulan kebelakang, terutama SDIDTK dan giat vaksin dan perolehan persentase tiap Desa.
Deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK), adalah Kegiatan/Pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini agar lebih mudah di intervensi. bila penyimpangan terlambat di deteksi maka lebih sulit di intervensi dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Ada 2 cara mendeteksi dini tumbuh kembang anak
1. Pertumbuhan (Timbang Berat Badan (BB), Ukur Tinggi Badan (TB), dan Lingkar Kepala (LK)
2. Perkembangan
-KPSP (Kuisioner Pra Skrining perkembangan)
-TDD (Tes Daya Dengar)
TDL (Tes Daya Lihat)
-KMME (Mental Emosional)
-CHAT (Autis)
-CONNERS (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif).
Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta Lokmin menanyakan perihal cara perhitungan hasil vaksin Disduk Capil Selama ini, karena menurutnya jauh berbeda dengan hasil dilapangan.
“Saya yang setiap ada giat vaksin di Desa kami, selalu mendampingi petugas PKM merasa heran dengan Data persentase hasil kerja dilapangan dengan persentase disdukcapil, ujar Aam Aminah salah seorang peserta lokmin,” ujarnya.
Lanjut Aam, menurut data swiping Disduk Capil tidak sesuai dengan hasil dilapangan, banyak warga yang telah divaksin belum masuk kedalam data Disduk Capil, padahal pihak pemdes setiap ada giat vaksin, selalu update data perolehan vaksinasi, baik vaksin ke-1 maupun vaksin ke-2. (BR-27)
Discussion about this post