Bandung (BR.NET).- Tujuh dari 12 desa di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung sudah mendapatkan SK (Surat Keputusan) dari Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam pengembangan desa wisata.
Ketujuh desa wisata itu yakni Desa Dukuh, Laksana, Karyalaksana, Neglasari, Ibun, Mekarwangi, dan Desa Talun.
“Ketujuh desa itu sudah mendapatkan SK dari Disparbud,” kata Camat Ibun Agus Rustandi kepada wartawan di Ibun, Kabupaten Bandung, Selasa (21/1/2025).
Menurutnya, dari ketujuh desa wisata itu, khususnya Desa Karyalaksana sudah berjalan dalam pengembangan desa wisata.
“Di Desa Karyalaksana sedang dilakukan pengembangan wisata air,” katanya.
Menengok Desa Mekarwangi, Agus menyebutkan sedang pengembangan desa wisata pada upaya pembangunan kolam renang.
“Pembangunan kolam renang itu merupakan keinginan atau inisiatif kepala desa,” ujarnya.
Keinginan membangun kolam renang itu, lanjutnya, setelah kepala desa melakukan studi tiru ke desa lain di Jawa Tengah. Di Jawa Tengah, katanya, dari penghasilan kolam renang bisa memberikan subsidi atau bantuan kepada masyarakat sekitar.
“Konsep pengelolaan desa wisata itu akan diterapkan di Desa Mekarwangi,” katanya.
Desa yang sempat menjadi tujuan studi banding itu, yakni Desa Wunut dibawah Gunung Merapi Kabupaten Klaten dan
Desa Umbul Harjo, masih di Kabupaten Klaten.
“Pembangunan kolam renang untuk mendukung daya ungkit desa wisata itu menggunakan anggaran yang bersumber dari dana desa,” sebutnya.
Selain di Desa Mekarwangi, kata dia, Desa Ibun sedang berusaha untuk mengembangkan Curug Madi. Namun masih dalam proses kerjasama dengan pihak lain.
“Pengembangan desa wisata ini dalam upaya pemberdayaan karena di masing-masing desa memiliki potensi alam yang berbeda untuk mendukung pengembangan desa wisata tersebut,” tuturnya.
Sedangkan di Desa Neglasari, katanya, sedang berusaha melakukan pengembangan Danau Ciharus. Di Desa Dukuh, di antaranya pengembangan Kampung Duren.
“Pengembangan desa wisata ini dengan sasaran meningkatkan ekonomi para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di wilayah sekitar. Terkait hal itu, tentunya kami dari pihak kecamatan mendorong, pembuatan aplikasi wisata alam Kecamatan Ibun,” tuturnya.(Gum)
Discussion about this post