Oleh mereka, Hadi dikira hendak meliput acara pernikahan anak Angin dan Achmad Yani yang digelar di tengah pandemi Covid-19. Hadi mencoba menjelaskan, namun ponselnya malah dirampas, dirusak hingga pecah, memori di ponselnya di-reset, kartu simnya dipatahkan dan dibuang.
“Saya jelaskan saya hanya mau konfirmasi soal kasus suap pajak, soal korupsi, bukan pernikahan,” ujar Hadi.
Selama itu pula, Hadi mengaku mendapat beragam kekerasan; dijambak, ditampar, ditempeleng, dibogem, diinjak. Bahkan seseorang yang diduganya sebagai anggota TNI sempat ingin menyetrumnya. Ajudan Angin juga mengancam membunuhnya.
“Saya dipukul bertubi-tubi, tiap orang yang ada bertanya saya dari mana lalu memukul saya. Ada yang mengancam mau menyetrum saya, (anggota) TNI,” sambungnya.
Hadi tak ingat betul detail jumlah mereka. Yang pasti jumlahnya lebih dari 10. Mereka berpakaian hitam, ada juga yang berbatik biru.
Tak cukup dihajar bergilir. Hadi juga dibawa oleh dua Firman dan Purwanto ke sebuah kamar di Hotel Arcadia, di sana ia disekap selama dua jam. Sebelum akhirnya diantar pulang oleh keduanya.
Discussion about this post