Baleendah (BR).- SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) kembali menggulirkan salah satu program unggulannya yaitu PCI Serial Lecture yang kedua, Sabtu, 4 Desember 2021.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Serial Lecture sebelumnya yang dilaksanakan pada bulan November. PCI Serial Lecture ini menghadirkan para profesor, doktor, birokrat, dan praktisi.
PCI Serial Lecture kedua ini menghadirkan konsep yang berbeda, selain dihadiri para siswa juga dihadiri seluruh orang tua siswa. PCI Serial
Lecture kedua menghadirkan pembicara Ustad Ucu Najmudin, M. Pd., Ch. T. Pakar Islamic Parenting.
Kegiatan dimulai dengan sambung rasa keluarga besar SMP PCI dengan Ketua Yayasan, dan Sekolah SMP PCI.
Pembina SMP PCI, Hj. Siti Komariah, Dra., M. Si., Ph. D. menyampaikan bahwa SMP PCI akan senantiasa melakukan quality control terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikannya.
Sebagai sekolah yang mengedepankan digitalisasi dalam segala prosesnya, terus ditingkatkan. Kemajuan teknologi dan digitalisasi, harus diikuti dengan pemahaman yang baik oleh para siswa.
Perkembangan media teknologi saat ini harus tetap diimbangi dengan human touch agar tetap dalam koridor yang positif,” ujar Siti Komariah.
Dalam kaitan itu, Kepala SMP PCI, Beny Saputro, S.Pd., M. Pd memperkenalkan sistem digital SMP PCI, yaitu TAKJUP digi PCI. Sistem yang dibuat secara mandiri itu untuk mewujudkan visi sekolah digital untuk generasi muslim milenial qurani.
Rasa terima kasih pun disampaikan Ketua Komite Sekolah, Nurhayati SS.
Nurhayati menilai SMP PCI meskipun sekolah baru, namun dalam kualitas pembelajaran dan kegiatan mampu memberikan terobosan baru dan inovasi bagi dunia pendidikan.
Puncak kegiatan diisi dengan pemberian kuliah umum dari Ustad Ucu Najmudin. Sosok yang tidak asing lagi bagi para orang tua siswa.
Dalam materinya Ustadz Ucu menekankan bahwa sosok otoritas dalam diri anak adalah orang tua. “Jika para siswa sudah tidak mendengar dan patuh terhadap orang tua, disitulah anak sudah kehilangan sosok panutan,” buka Ustadz Ucu.
Karena itu pula dalam menyekolahkan putra putrinya, fokus utama para orang tua harus mengedepankan pendidikan yang memiliki basis Al- Quran dan Hadis.
“Jangan menuntut anak kita untuk pintar, namun kita harus memiliki pandangan bahwa anak kita bersekolah untuk mengurangi ketidaktahuan dan menjadi waladun sholihun,”
Di SMP PCI meskipun sekolah umum, tetapi sangat kental dengan nilai nilai religiusitasnya.
Saya menyambut gembira, di sekolah ini diberikan mata pelajaran tahiz dan tahsin dua jam perhari atau 10 jam perminggu. Bahkan jika belajar tatap muka sudah kembali normal, menjadi tiga jam perhari atau 15 jam per minggu. Ini langkah yang sangat bermanfaat untuk melahirkan generasi muslim milenial qur’ani.
Karena itu, saya berharap, pengelola sekolah islam, dapat menjadikan sekolah sebagai lembaga pendidikan Qur’ani. SMP PCI, telah memulainya, semoga menjadi inspirasi bagi sekolah sekolah islam lainnya, pungkas Ustadz Ucu.( ** )
Discussion about this post