Sumedang (BR.NET).- Pj Bupati Sumedang, Yudia Ramli, melakukan kunjungan kerja ke sentra pengrajin senapan angin di Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor (23/10), yang memiliki presisi tinggi dan daya tahan kuat. Sehingga menjadikannya unggul di pasar lokal serta berpotensi besar menembus pasar internasional.
Menurut keterangan press release Humas Prokompim Setdakab Sumedang (Kamis, 24/10/2024), bahwa kunjungan tersebut tidak hanya sebagai bentuk apresiasi, tetapi juga merupakan langkah konkret untuk mendukung para pengrajin lokal yang mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri.
Dalam dialog dengan para pengrajin, Pj. Bupati Yudia mendengarkan langsung tantangan yang dihadapi, termasuk keterbatasan modal, teknologi, serta regulasi yang membatasi akses ekspor.
Ketua Koperasi “Cipacing Mandiri”, Cucu Suryaman, menjelaskan, meskipun permintaan senapan lokal terus meningkat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri (Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand), para pengrajin kerap menghadapi hambatan regulasi dalam proses ekspor.
“Permintaan senapan kami tinggi, baik dari pasar domestik maupun internasional, dengan harga yang bervariasi dari Rp. 1,5 juta hingga Rp. 11 juta per unit, tergantung model. Namun, kami terkendala alat produksi modern dan proses ekspor yang masih harus melalui perusahaan lain,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Pj. Bupati Yudia berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada pengrajin Cipacing dan akan memfasilitasi akses permodalan, teknologi, serta regulasi yang mendukung terhadap akses ekspor.
“Tadi kami sengaja bertemu dengan Tecnolife, kami akan menjembatani untuk memberikan pendampingan yang diperlukan oleh para pengrajin. Ini termasuk dari akses permodalan, pelatihan, dan regulasi agar kualitas senapan Cipacing terus berkembang dan mampu bersaing,” katanya.
Ia juga menambahkan, pemerintah daerah akan terus memonitor perkembangan dan memberikan dukungan agar potensi besar dari Senapan Cipacing dapat dimanfaatkan secara optimal.
“Kualitas senapan Cipacing sangat baik, bahkan mampu bersaing dengan produk luar negeri. Ini adalah potensi yang harus kita kembangkan agar pengrajin ini tidak ‘tumpur’ (musnah). Pemerintah akan mendorong agar produk ini semakin dikenal, baik di pasar domestik maupun internasional,” imbuhnya. (Gani)
Discussion about this post