“Salah satu cara untuk mewujudkan SDM yang unggul adalah bagaimana agar masyarakat kita gemar dan membudayakan membaca. Karena membaca sebagai jendela pengetahuan yang akan membuka cakrawala berfikir dan wawasan kita,” terangnya.
Lebih lanjut, kata dia, berdasarkan hasil penelitian dari UNESCO dan PISA, indeks literasi di Indonesia sangat rendah hanya 0,001 %. Artinya, dari seribu orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca.
Hal ini, kemungkinan besar masyarakat mudah sekali terpapar akan berita hoaks. Ketika cenderung gandrung bermedsos tanpa ditunjang dengan budaya literasi, maka tidak memiliki informasi yang utuh.
“Mudah sekali menyimpulkan dan berkomentar terhadap apa yang belum diketahui secara benar dan utuh. Seharusnya kita menyaring dulu sebelum sharing,” tandasnya.
Sehingga, tambah Dony, guna menghadapi masalah itu, basis utamanya untuk meningkatkan budaya literasi bisa dimulai dari keluarga. Terutama Orangtua harus menjadi contoh dan panutan dalam memberikan keteladanan membaca bagi anak-anaknya.
“Insya Allah, akan muncul budaya membaca hingga timbul karakter manusia yang berkualitas dan berdaya saing, ketika keluarga tersebut membiasakan diri untuk membaca,” tukasnya. (BR 11)
Discussion about this post