SOREANG (BR) Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bandung Drs. H. Adang Syafa’at, M.M., menyatakan, bahwa PGRI turut berperan aktif dalam memberdayakan guru agar pembelajaran daring lebih efektif di masa pandemi Covid-19, hal itu dikatakannya disela sela Penyelenggaraan Workshop Pendidikan “Efektivitas Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid 19”. yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) bertempat di Hotel Sutan Raja Soreang Kab. Bandung, Minggu (13/9/2020).
Menurut H. Adang menuturkan, guru dituntut harus melaksanakan tugas pembelajaran secara daring/luring atau kombinasi daring luring, hal ini pun sebagaimana yang dicanangkan Kadisdik tentang Referensi 10 Pola Program Pembelajaran Daring di kab. Bandung.
“Dalam melaksanakan tuntutan profesi guru itu, para guru dihadapkan pada tantangan. Yakni layanan pendidikan yang berfokus pada pembelajaran harus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan tetap berorientasi pada kualitas,” kata Adang.
” Pandemi Covid-19 yang belum berakhir, ia berharap dalam proses pembelajaran melalui daring ini, kondisi semua guru harus terjaga kesehatan lahir batinnya”.
Semua guru dapat melaksanakan tugas mengacu pada komitmen profesionalisme kualitas pembelajaran dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan pada stakeholder terkait, harapnya.
Lebih lanjut Adang mengatakan, sebagian besar guru melaksanakan pembelajaran daring dari sekolah karena pemanfaatan internet sekolah dan tuntutan kehadiran pada jam kerja efektif.
“Sebagian guru melakukan kunjungan dengan datang ke rumah masyarakat dengan melakukan tatap muka dengan sekelompok siswa antara 1 sampai lima siswa,” ungkapnya.
Adang juga mengungkapkan kondisi nyata di lapangan, disaat sedang melangsungkan proses pembelajaran harus memperhatikan physical dan sosial distancing agak terabaikan.
“Pemahaman sebagian guru tentang status zona kurang diperhatikan. Kemudian daerah atau rumah yang dikunjungi guru untuk luring/guru kunjung tidak diketahui status akan atau tidaknya dari penyebaran Covid-19,” tuturnya.
Menurut Adang, penggunaan alat pelindung diri (APD) guru sangat terbatas hanya pada penggunaan masker. “Baru sebagian kecil guru yang sudah melakukan rapid test/SWAB (kurang dari 50 orang/kecamatan),” ujarnya.
Meski demikian, imbuh Adang, peran dan fungsi PGRI untuk mengoptimalkan peran guru dalam pengembangan pembelajaran yang efektif, ucap Dia.
“Yang menjadi harapan kami, kondisi semua guru harus terjaga kesehatan lahir batinnya. Semua guru dapat melaksanakan tugas mengacu pada komitmen profesionalisme. Kwalitas pembelajaran dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan pada stakeholders terkait,” harapnya.
Disampingi itu, katanya, PGRI turut berperan dalam mediasi kesehatan dan pengembangan profesi. “Dengan harapan bisa memberikan solusi, yaitu memberikan pemahaman cara mengatasi penyebaran pandemi melalui oon meeting. Pembagian masker, kerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk rapid test dan SWAB (rencana),” Terang Adang.
Adang juga menuturkan harus dilaksanakan Diklat guru tentang pengembangan model pembelajaran daring (Microsoft sway), peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran (zoom meeting). Selain itu lomba penerapan model-model pembelajaran (rencana).
Adang juga menuturkan tentang aksi tanggap darurat Covid-19 PGRI Kabupaten Bandung, Yakni menyelenggarakan sosialisasi tentang physical distancing dan sosial distancing serta hidup bersih di setiap tingkatan.
“PGRI juga melaksanakan penyebaran spanduk, brosur tentang menjaga kebersihan dan kesehatan di masyarakat. Bersama pemerintah setempat, PGRI melaksanakan penyemprotan disinfektan,” paparnya.
Dikatakan Adang, bahwa dirinya juga berusaha mensosialisasikan untuk mengurangi kontak fisik, berkumpul dan menghindari rapat rapat yang menghadirkan banyak orang. “Kita juga membantu pengurus di setiap tingkatan, anggota, guru dan kepala sekolah untuk memperhatikan SOP penanganan Covid-19,”pungkasnya. (BR. 01)
Discussion about this post