Soreang (BR) Kekerasan yang menimpa juru parkir RSUD Al Ihsan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat murni premanisme, tersangka diduga enggan membayar uang parkir, sehingga menerobos palang pintu yang tengah dijaga oleh korban.
Kapolresta Bandung Komisaris Besar Hendra Kurniawan mengatakan, motif pelaku sejauh ini bisa disebut arogansi atau premanisme, dan dari video kita dapat melihat bahwa hanya satu yang membawa karcis, kemudian dua mengikuti artinya mereka tidak mau bayar parkir,” ujar Hendra di Mapolresta Bandung, Senin (29/06).
Menurutnya, kronologis kejadian pun sudah jelas di mana pengeroyokan berawal dari tiga Pengendara sepeda motor yang hendak keluar dari areal parkir RSUD Al Ihsan.
Salah satu pengendara sepeda motor yang membawa karcis melewati palang pintu, dua sepeda motor lain di belakangnya mencoba mengikuti tanpa menunjukan karcis parkir apalagi membayar, imbuh Hendra.
Korban LH, Jelas Kapolresta, sebenarnya sudah berniat baik dengan menahan palang pintu yang biasanya otomatis tertutup ketika satu kendaraan sudah lewat. Atas bantuan LH, sepeda motor kedua pun bisa lewat dengan aman meski tidak membayar parkir.tuturnya.
Meskipun demikian, sepeda motor ketiga yang melaju tiba-tiba membuat LH tidak sempat menahan kembali palang pintu. Akibatnya, sepeda motor tersebut lewat tepat pada saat palang pintu menutup sehingga penumpangnya terhantam dan jatuh.
“Berawal dari Jatuhnya itu yang kemudian memicu pengeroyokan terhadap korban. Pelaku utama pengeroyokan adalah yang menggunakan kendaraan roda empat di belakang ketiga sepeda motor tadi,” kata Hendra.
Saat ini, diutarakan Hendra, pihaknya sudah mengamankan dua pelaku utama pengeroyokan yaitu AS (36) dan AT (40). AS merupakan eksekutor utama yang membacok korban dengan senjata tajam hingga tiga jari tangan kirinya terputus.
Menurut Hendra, kedua tersangka tersebut diamankan saat mencoba melarikan diri ke wilayah Cianjur Selatan. AS yang mencoba melakukan perlawanan akhirnya dilumpuhkan dengan tembakan di bagian kaki kirinya.
Selain meringkus tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa golok panjang yang digunakan untuk membacok korban. Golok tersebut rupanya juga sudah dibawa oleh tersangka sejak dari rumah dan disimpan dalam kendaraan roda empat yang di kendarainya.
Pihak Kepolisian saat ini masih terus mengembangkan penyelidikan. Soalnya tidak tertutup kemungkinan ada tersangka lain yang ikut terlibat, papar Hendra.
Ditegaskan Kapolresta “Di sini kita tekankan bahwa negara kita tidak boleh kalah dengan premanisme seperti ini. Kita pastikan kasus ini pun akan kita tuntaskan. Kita tidak melihat siapapun yang melakukan perbuatan premanisme dan arogan kepada masyarakat akan kita tindak lanjuti,” pungkas Hendra. ( red**)
Discussion about this post