Sumedang (BR.NET).- Ratusan orang korban gempa Sumedang, tampak sudah mulai lelah karena harus tinggal di camp pengungsian. Mereka mengeluhkan rumitnya prosedural administrasi, bahkan untuk hal terkecil sekedar buang hajat saja dari sekitar 300 jiwa yang menempati 5 camp pengungsi harus rela antri di 2 MCK/ Toilet yang tersedia.
Dadang Wahidin, Ketua FK Tagana Provinsi Jawa Barat, membenarkan perihal tersebut, ketika ditemui bandungraya.net di Posko Penanganan Pengungsi Babakan Hurip, Sumedang Utara, Jum’at (5/1/2024).
“Kami dibantu Kemensos RI sudah membentuk 22 tenda serbaguna yang tersebar di 5 titik pengungsian, antara lain di RSUD Sumedang, Cimuja, Pesanggrahan, Babakan Hurip dan Pacuan Kuda. Adapun untuk linkungan Babakan Hurip RW 13, sudah terpasang 5 tenda pengungsi dengan kapasitas 47-50 penyintas korban gempa per tendanya,” ungkapnya.
Di titik Babakan Hurip 13 ini, sambungnya, selain tambahan tenda Psikososial Kemensos RI dan ruang shelter layanan darurat, terdapat pula pasilitas lampu led solar cell tenaga surya (antisipasi mati listrik), kipas angin, selimut dan pasilitas penunjang 2 mck/ toilet.
“Sebenarnya kita masih memerlukan beberapa toilet, cuma dari dinas lingkungan hidup hanya diberikan hanya 2 toilet saja. Insya Alloh, kedepan kalaupun siaga tanggap darurat masih diperpanjang, akan dilengkapi lagi dengan yang lainnya,” ujarnya.
“Ya ma’lum saja, namanya juga di pengungsian serba darurat, tidak seenak dirumah sendiri. Lagian rumah mereka tidak jauh dari sini, masih bisa balik dulu memakai pasilitas mck yang mungkin tidak ikut rusak terdampak gempa,” ditambahkan Dadang.
Menurutnya, Pj Bupati mencanangkan tanggap darurat hingga 7 Januari. Adapun camp pengungsian ini guna mengantisipasi kesiapsiagaan gempa Sumedang, yang sampai saat ini belum ada kepastian dari BMKG kapan para pengungsi dapat kembali ke rumahnya dengan aman.
Disinggung tentang adanya beberapa warga terdampak yang mendirikan tenda secara bergotong royong dengan biaya sendiri. Ia pun menjawab, bahwa pihaknya terbuka selagi masih ada, meski terbatas setidaknya bisa meminta bantuan ke BPBD dan jejaring untuk memfasilitasi penyintas di 12 wilayah kecamatan lainya yang sedang membutuhkan tenda darurat.
“Untuk pengadaan tenda silahkan hubungi pemerintah setempat terlebih dulu. Setelah itu tim Tagana akan mengaksesment sesuai SOP, tepat sasan tepat penggunaan dan lokasinya, jangan sampai kita kirim tapi tidak terpasang,” tegasnya.
“Semoga musibah ini tidak berkelanjutan. Saya imbau agar warga masyarakat tetap waspada, tenang, jangan panik, amankan diri dulu sebelum mengamankan orang lain,” harapnya pula. ***
Discussion about this post