KAB. BANDUNG ( BR. NET) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan bahwa BPBD akan terus lebih gencar melaksanakan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kebencanaan.
Hal itu dalam upaya memberikan pemahaman terkait dengan kondisi Kabupaten Bandung sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi risiko bencana yang tinggi.
“BPBD Kabupaten Bandung akan lebih fokus pada pra-bencana. Mulai dari melaksanakan edukasi dan simulasi kebencanaan dalam rangka kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi bencana,” kata Uka Suska di Soreang, Jumat (13/12/2024).
Menurutnya, kalau sudah terjadi bencana, bukan hanya tugas BPBD saja, tetapi merupakan tugas semua pihak dan masyarakat di Kabupaten Bandung.
Uka Suska menegaskan bawah Kabupaten Bandung masuk pada wilayah potensi bencana yang sangat tinggi.
“Mulai dari potensi bencana banjir, longsor, angin kencang, termasuk gempa bumi,” ujarnya.
Ia juga turut menyikapi peristiwa bencana alam banjir bandang di wilayah Kabupaten Sukabumi beberapa waktu lalu yang dinilai sangat mengkhawatirkan. Menghadapi kejadian bencana itu, BNPB dan BPBD Jabar juga turut langsung ke lapangan untuk melihat kondisi di lapangan.
“Dengan adanya kejadian bencana alam di daerah lain itu, harus menjadi perhatian serius semua pihak untuk mengurangi risiko bencana. Kita harus waspada juga di Kabupaten Bandung,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD juga mengatakan, BPBD Kabupaten Bandung juga tidak bisa sendirian dalam upaya penanganan atau penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung.
“Tentunya hal itu harus didorong oleh para OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait, para camat, kepala desa, maupun masyarakat luas di Kabupaten Bandung,” ungkapnya.
Terlebih lagi, Uka Suska juga melihat dan mengamati kejadian bencana gempa bumi yang sempat terjadi di Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu. Selain itu, bencana banjir yang melanda delapan kecamatan di Kabupaten Bandung, yaitu Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, Soreang, Solokanjeruk, Paseh dan kecamatan lainnya. Kemudian bencana longsor yang harus menjadi perhatian serius semua pihak.
“Kejadian banjir di Kabupaten Bandung itu harus menjadi perhatian semua pihak, berkaitan dengan kebencanaan tersebut. Kami juga melihat peranan jajaran TNI dan Polri yang sudah terlihat cukup bagus dalam membantu penanganan bencana,” tuturnya.
Meski demikian, lanjutnya, dalam upaya penanganan bencana harus didorong banyak pihak agar bersama-sama dan bersinergi dengan petugas yang ada di lapangan.
“Sinergitas di antara mereka harus lebih ditingkatkan. Mengingat dalam kebencanaan itu menyangkut keselamatan dan jiwa manusia,” ucapnya.
Uka Suska juga sangat tidak berharap ada kejadian tanggul jebol kembali terulang, seperti di Desa Citeureup Kecamatan Dayeuhkolot beberapa waktu lalu. Tanggul jebol itu terjadi yang kedua kalinya, sehingga berdampak pada permukiman warga.
Ia pun menyebutkan berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) curah hujan di Kabupaten Bandung masih cukup tinggi sampai bulan April 2025 mendatang.
“Ini harus menjadi perhatian semua pihak. Jangan sampai menunggu korban,” pungkasnya.(Gum)
Discussion about this post