Karena itu, perasaan Mak Eha bercampur aduk, antara senang, sedih, terharu dan bangga. “Alhamdulillah, kita punya bupati baru yang sangat sederhana dan merakyat. Baru sekarang saya punya bupati yang peduli dan perhatian kepada orang kecil seperti saya,” ucapnya.
Mak Eha yang sampai sekarang sehari-hari berjualan di Pasar Cicalengka itu, masih tidak percaya rumahnya yang sempit, kotor dan berantakan didatangi Bupati Bandung. Apalagi, saat Kang DS tidak canggung tiba-tiba minta izin masuk ke dapur dan ikut bantu memasak makanan yang dibawanya.
Selesai makanan matang semua, Kang DS pun dengan santun mengajak Mak Eha dan semua anak serya cucunya untuk makan sahur bersama.
Mata Mak Eha tampak berkaca-kaca saat Kang DS membuat kejutan berikutnya dengan memberi suapan simbolik, satu sendok nasi disusul tahu, tempe dan lalabannya.
“Saya senengnya luar biasa, kok mau sih Pak Bupati nyuapin saya seperti ke ibu kandungnya sendiri,” ungkapnya.
Selain santun, kata Mak Eha, Bupati Bandung juga tidak terlihat risih dan jijik makan di rumahnya yang mungkin bau macam-macam.
“Memang beliau benar-benar pemimpin. Saya doakan semoga Allah SWT selalu memberikan beliau kekuatan dan kesuksesan dalam menjalankan tugasnya,” ucap Mak Eha.
Sementara itu, Kang DS yang hanya ditemani ajudan, mengaku tak ada yang luar biasa dengan kegiatan spontan yang dilakukannya.
“Ini memang bagian dari kebiasaan saya sejak lama, waktu saya masih jadi kepala desa, anggota dewan sampai sekarang jadi Bupati Bandung. Saya sendiri sangat enjoy, menikmati kegiatan seperti ini,” ungkap Kang DS.
Kegiatan menyapa warga yang tidak mampu itu sangat penting dilakukan, terutama dalam rangka mengasah kepedulian dan kepekaan sosial.
Discussion about this post