Bandung (BR).- Selain terjadi Penumpukan sampah di Pasar Baleendah Kabupaten Bandung, Disinyalir terjadi Pungli dalam pengelolaan dan Pengangkutan dari TPS ke TPA.
Menurut Camat Baleendah Kab. Bandung Eep Syarif Hidayatullah ditempat kerjanya mengatakan memang sampah di Pasar Baleendah kita sedang berupaya dalam menanganinya.
Tapi menurutnya, pihaknya hanya bisa mengkordinasikan saja, kita sudah berkordinasi lewat telpon dengan Dinas Pasar dan UPTnya, agar segera mensiasatinya, karena dari hari ke hari intensitas penumpukannya semakin tinggi, Aku Eep Senin 1 Agustus 2023.
Dikatakan Camat Baleendah, keluhan secara langsung dari warga memang tidak ada tapi kita dapat info, sebetulnya alat berat sudah ada kita sedang mengkoordinasikan karena armada tambahan untuk pengangkutan sedang di urus pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Harapan Camat, terkait penumpukan sampah tersebut dapat segera terintegritas dengan baik antara Dinas Pasar dan UPT Pasar memiliki management yang bagus.
Sementara hasil penelusuran bandungraya.net kepada Ketua RW 22, terkait adanya isu pungutan biaya kepada warga dan pihak luar itu memang benar dan di pakai untuk biaya operasional, contohnya pada bulan kemaren sudah ada dana untuk 18 tronton ternyata kenyataannya lebih terang Dia.
” Hal ini dilakukan karena Dari pihak UPT pasar tidak ada respon dan menutup mata malah melimpahkan kepada mitra/pengelola sampah,”ujarnya .
Sementata itu Ketua RW sudah menyampaikan keluhan ke Kelurahan, Kecamatan dan Dewan.
“Tadi siang saya sudah meminta diadakan musyawarah 28 Rukun Warga sekecamatan Baleendah kepada kelurahan, ” Ucapnya.
Anggota dewan yang terkait malah tidak ada respon, Bupati pun tidak merespon, Tidak seperti ketika waktu kedatangan Presiden ,lokasi disekitar Pasar sangat enak dipandang mata, jadi kalau pingin bersih harus ada Pejabat turun dulu?.
” UPT Pasar dan Dinas terkait serta anggota Dewan terkait menutup mata terhadap sampah “. Jika tidak ada respon atau titik terang dari semuanya kami akan membuang sampah ke jalanan, Ungkap Ketua RW Dede didampingi Cepi.
Ditemui juga ditempat yang sama Mitra / Pengelola menerangkan kepada bandungraya.net.
“Saya tidak menerima biaya oprasional dari UPT Pasar Dari bulan 12 tidak ada biaya untuk penarikan sampah hampir 8 bulan lamanya, ” Terang Aep Hermawan ( Ade)
Bahkan untuk acara kunjungan Presiden jokowi, saya mempunyi tunggakan kepada operator sebesar 1.5. saya disini tidak pungli ,segala uang pungutan yang terkumpul disaya ,saya pergunakan untuk oprasional .
Untuk pribadi saya tidak ada ,uang lembur juga tidak menerima ,dan saya disini sudah tidak sanggup karena saya di tekan terus oleh Pak Ginanjar UPT Pasar karena saya menerima uang pungutan dari luar juga jadi membebankan kepada saya padahal uang yang terkumpul di pakai operasional uang yang terkumpul itu pun kurang .
Kepala UPT Soreang pa Arif pun menolak memberhentikan pungutan di luar karena kegiatan ini membatu .
Pa ginanjar mengaku hanya 4 roda sampah pasar padahal kenyataanya lebih dari itu bisa dilihat tiap hari senin sampah yang datang dari pasar itu sangat banyak .
“Ada yang mengaku memberikan 3 juta rupaiah ke kantor padahal saya tidak menerima sebesar itu dari satu RW, ” Jelas Ade
Tiap bulan saya dimintai data pengangkutan sampah oleh UPT pasar , tapi tidak tau untuk apa kalaupun ada dana saya tidak diberi tau .
“Harapan kami semua sampah yang sudah menumpuk ini bisa dibersihan semua, dan kedepannya bisa diberikan 2 armada truk kecil untuk pengangkutan rutin,”tukas Ade dan Dede didampingi Cepi. (BR.94)
Discussion about this post