Bandung Barat (BR).- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mencatat sepanjang 2021 terjadi 288 peristiwa bencana alam di wilayahnya.
Akibat ratusan bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah itu, dampaknya bukan hanya kerusakan bangunan, tapi ada juga warga yang harus mengungsi dan meninggal dunia.
“Data yang terekap di kami, sejak Januari sampai Desember 2021 total ada 288 kejadian bencana alam,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Barat, Duddy Prabowo, Senin (3/1/2022).
Duddy menjelaskan, bencana alam itu seperti tanah longsor, kebakaran, banjir bandang, pergerakan tanah, dan angin puting beliung. Hampir semua terjadi di kecamatan dan yang paling mendominasi di wilayah utara seperti Kecamatan Lembang dan wilayah selatan, yakni di Gununghalu, Cipongkor, dan Rongga.
Berdasarkan data kejadian tersebut, sebanyak 279 rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga parah. Kemudian ada 14 fasilitas sosial dan fasilitas umum yang turut mengalami kerusakan karena diterjang bencana.
“Korban jiwa yang tercatat ada empat orang meninggal dunia dan 1.189 jiwa terdampak karena rumahnya mengalami kerusakan,” ujar Duddy.
Menurutnya, ada 11 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang masuk zona merah daerah rawan bencana hidrometeorologi terutama longsor dan banjir bandang. Di antaranya Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cipatat, Padalarang, Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, serta Ngamprah.
Hingga kini pihaknya tetap menyiagakan petugas mobile 24 jam untuk memantau potensi bencana hidrometeorologi yang puncaknya diprediksi terjadi Januari 2022. Relawan di setiap desa dan aparat kewilayahan juga disiapkan memantau kondisi kewilayahan. (Red)
Discussion about this post