Rancaekek, (BR).- Untuk penanganan banjir yang kerap terjadi di kecamatan Rancaekek, Dinas PUPR Kab. Bandung mengajak kerja sama masyarakat untuk berperan aktif.
Ajakan peran serta aktif tertuang dalam rapat koordinasi (rakor) bersama Muspika Kecamatan Rancaekek di Gedung Sawala Desa Rancaekek Wetan Rabu (27/2/19).
Banjir merupakan hal yang tak dapat pungkiri dan dihindari, dipastikan dalam tiap tahunnya di musim penghujan.
Kecamatan Rancaekek merupakan daerah yang tak pernah luput dari masalah dampak banjir musiman.
Dampak dari semua itu akibat dari saluran (drainase) yang tidak berpungsi secara maksimal serta diperparah dengan banyak sampah bertumpuk menyumbat aliran sungai.
Hal itu dikatakan Camat Rancaekek Drs. Baban Banjar, dalam pidatonya, banjir yang timbul dikarenakan drainase yang tidak berpungsi secara normal sedangkan debit air curah hujan sangatlah banyak untuk ukuran Rancaekek, sehingga tidak dipungkiri banjir pun terjadi.
Maka dari itu Baban pun mengajak Masyarakat berbarengan serta duduk bersama dalam penanggulangan banjir musiman Rancaekek.
Salah satunya, masyarakat diimbau agar jangan membuang sampah sembarangan, adapun normalisasi sungai, baik normalisasi sungai Cikijing ataupun sungai Cikeruh kini sedang berlangsung dan perbaikan drainase drainase agar berjalan secara baik dan normal.
Disamping itu, lanjut Baban perlu adanya kesadaran dari masyarakat terhadap penanganan sampah, jangan membuang sampah ke sungai, serta menjadikan sungai menjadi lautan sampah.
Menurut Kapolsek Rancaekek Kompol Iyus Jayusman, banjir Rancaekek ini merupakan dampak dari hulu sungai daerah Sumedang, yang sudah tidak ada lagi daerah resapan habis oleh perumahan serta diperparah dengan sistem drainase tidak berfungsi secara normal.
Sementara Anggota DPRD dari komisi A Cecep Suhendar mengatakan bahwasanya penanganan banjir di Rancaekek seharusnya setiap elemen masyarakat ikut terlibat, sehingga persoalan dan permasalahan banjir di Rancaekek minimal dapat tertanggulangi.
Dinas PUPR Kabupaten Bandung, melalui Maulana mengatakan, timbulnya banjir ditenggarai banyak pembangunan lahan alih fungsi perusahaan yang perizinannya patut dipertanyakan, serta banyak pemukiman ataupun perumahan yang mengurangi daya resapan air, sehingga tidak tertutup kemungkinan banjir terus berlanjut.
“Solusi kedepan pihaknya akan intervensi terhadap pemukiman yang tidak ada konektivitas, agar mereka membuat saluran pembuangan air agar langsung terkoneksikan, serta setidaknya dapat mengurangi banjir,” katanya.
Adapun lanjut Maulana, berkaitan dengan penanganan banjir sangat erat dengan peran masyarakat dimana masyarakat pun dituntut untuk peduli dan berperan serta aktif terhadap lingkungan masing-masing. (BR.09)
Discussion about this post