BANDUNG (BR).- SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) kembali sukses melakukan terobosan dalam menyelenggarakan pendidikannya.
Salah satunya, gelaran agenda “Imigrasi Goes to School”. Kegiatan yang terlaksana atas kerjasama dengan Kantor Imigrasi Bandung itu diselenggarakan di Aula SMP PCI, Senin (27/11/2023).
Program yang merupakan rangkaian kegiatan dari Rihlah Ilmiah “PCI Goes to Malaysia dan Singapura” itu, bertujuan memberikan edukasi kepada para peserta didik bagaimana tata cara pembuatan paspor sejak awal hingga selesai.
“Alhamdulillah bak gayung bersambut, program Imigrasi Goes to School ini selaras dengan program yang dimiliki kantor imigrasi yaitu Eazy Passport. Kami pun sangat berterima kasih kepada Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1A Bandung yang telah memfasilitasi terlaksananya kegiatan ini,” ujar Prof Dr Dadan Wildan, Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami yang turut hadir memantau pembuatan paspor di aula SMP PCI.
Prof Dadan menuturkan, rencananya kegiatan ini akan rutin dilaksanakan setiap tahun.
“Kami telah berkomunikasi langsung dengan Kepala Kantor Imigrasi Bandung, dan beliau menyambut baik keinginan kami itu,” ucapnya.
Kepala Kantor Imigrasi Bandung, Bapak Agung Pramono mengungkapkan bahwa saat ini Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM memiliki inovasi yang berorientasi kepada kemudahan pelayanan bagi masyarakat.
Salah satunya percepatan dan kemudahan pelayanan pembuatan paspor kepada masyarakat melalui apa yang kami sebut Eazy Passport.
Eazy Passport ini merupakan pelayanan paspor kolektif yang dilaksanakan di luar kantor imigrasi. Artinya dapat dilaksanakan langsung di tempat pemohon paspor.
“Kami menyiapkan unit layanan paspor keliling. Easy Passport ini dapat kami layani untuk berbagai institusi, antara lain instansi pemerintah, TNI/POLRI, BUMN/BUMD, dan kantor swasta, institusi pendidikan, baik sekolah, pesantren, hingga perguruan tinggi, ditambah lagi berbagai komunitas organisasi. Intinya, kami ingin memberikan pelayanan kepada berbagai institusi yang akan membuat paspor kolektif dengan cepat dan mudah, sebagai bentuk pelayanan publik yang prima,” ungkap Bapak Agung Pramono.
Sementara Kepala SMP Prima Cendekia Islami Beny Saputro menambahkan, sesuai dengan esensinya bahwa pelaksanaan rihlah ilmiah di SMP PCI adalah memberikan pengalaman dan wawasan serta ilmu baru kepada para siswa.
“Telah kami petakan dari kelas 7, 8, dan 9, pemilihan objek serta tahapannya secara sistematis dan berjenjang, kental dengan nilai pendidikan dan akan memberikan kesan mendalam bagi para siswa,” tutur Beny.
Sebagai informasi bahwa di kelas 7 rihlah ilmiah dilaksanakan ke Jakarta dengan destinasi objek vital institusi kenegaraan seperti Gedung DPR/MPR RI, Sekretariat Negara, Istana Kepresidenan Cipanas, dan Museum Nasional.
“Untuk kelas 8, kami pilih destinasi nasional seperti Bali dan Yogyakarta dengan destinasi seperti istana kepresidenan Bali atau Yogyakarta,” katanya.
Sesangkan khusus untuk kelas 9 rihlah ilmiah ke luar negeri, mengambil destinasi Singapura dan Malaysia dengan objek yang dituju adalah tempat-tempat bersejarah dan sekolah sebagai sarana studi banding para siswa dan guru.
“Kami ingin para siswa bahkan guru dapat melihat bagaimana kondisi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di luar negeri agar menjadi wawasan bagi mereka,” tambah Beny.
Selama pelaksanaan pembuatan paspor, para peserta didik dan orang tua/wali terlihat antusias. Mereka merasa senang karena proses pembuatan paspor dapat dilakukan di sekolah tidak harus datang ke kantor imigrasi. Dilayani dengan sangat ramah dan cepat oleh para petugas imigrasi. Dengan dokumen yang lengkap, pembuatan paspor ini jadi lebih cepat.
“Alhamdulillah kami sebagai orang tua begitu senang dan berterimakasih kepada jajaran Kantor Imigrasi Bandung karena pembuatan pasport menjadi lebih mudah dan cepat. Semoga di tahun-tahun selanjutnya SMP PCI dapat kembali adakan kegiatan serupa, ” tutur salah satu orang tua siswa yang mendampingi putranya dalam pembuatan paspor ini. (BR.01)
Discussion about this post