Baleendah, (BR).- SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) di Baleendah Kabupaten Bandung, nampaknya layak disebut sekolah umum rasa pesantren. Betapa tidak, mata pelajaran keagamaannya lebih dominan. Dengan menerapkan kegiatan full day school, dari jam 07.00 pagi sampai jam 16.00 sore, SMP PCI menambah lebih banyak jam pelajaran Al-Qur’an.
Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, Prof. Dadan Wildan mengatakan, bahwa tahfiz dan tahsin menjadi mata pelajaran (mapel) wajib di SMP PCI. Dengan jumlah jam pelajaran terbanyak dibandingkan mata pelajaran lainnya, yakni tiga jam per hari atau 15 jam perminggu.
Guru tahfiz juga merupakan guru mapel terbanyak, karena satu orang guru memegang satu kelas. Jadi ada lima kelas di kelas tujuh, gurunya pun ada lima orang guru, ujarnya.
Kelas Tahfiz, berbeda dengan kelas mata pelajaran. Kelas tahfiz ini dikelompokkan secara merata. Namun, di setiap kelas, dari kelas A sampai E ditempatkan 6 siswa, yang terdiri dari 3 ikhwan dan 3 akhwat yang kualitas bacaan dan hafalannya bagus, supaya menjadi tutor sebaya di kelasnya.
Menurut Pembina SMP PCI, Siti Komariah, Dra., M.Si., Ph. D penempatan tutor sebaya juga dimaksudkan agar memudahkan para siswa belajar membaca tahsin terapannya seperti tilawah dan membaca (iqra). Jadi, dalam pengelompokkan kelas, tidak ada kelas yang bagus dan kelas yang biasa. Semuanya merata.
SMP PCI itu sekolah umum, tetapi muatan keagamaannya hampir mirip pesantren. Sehingga ada pengamat pendidikan yg menyebut SMP PCI sebagai pesantren abad milenial, ungkap Ibu Siti Komariah.
Dapat saya contohkan, bahwa muatan keagamaan di SMP PCI mungkin lebih banyak dibandingkan sekolah umum lainnya, mulai dari pelajaran tahfiz dan tahsin, salat duha dan salat wajib berjamaah, lalu kegiatan MABIP atau Malam Bina Insani PCI, Pesantren Ramadhan, PCI Serial Lecture dengan topik keislaman, plus mata pelajaran adab dan ahlak yang diberi judul minhajul muta’alimin, dan hataman al quran, tambah Ibu Siti Komariah yang juga sosiolog dari Universitas Pendidikan Indonesia ini.
Prof. Dadan menambahkan, bahwa muatan keagamaan diperbanyak di SMP PCI didasari oleh pengamatan, bahwa sekolah umum yang bukan pesantren, tidak memberi porsi pelajaran agama dan akhlak yang semestinya. Padahal, untuk siswa SMP penguatan hafalan Al-Qur’an serta adab dan akhlak menjadi fondasi utama untuk bekal di masa remaja dan dewasa.
Karenanya, di SMP PCI kami berikan porsi mapel tahfiz dan tahsin, lebih banyak. Ditambah sesi hataman Al-Qur’an setiap hari. Dengan harapan, dalam satu tahun, minimal siswa SMP PCI hatam membaca Al-Quran satu kali, atau tiga kali hatam selama tiga tahun pelajaran.
Semuanya itu, dimaksudkan untuk memberi bekal abadi untuk para siswa SMP PCI. Bekal Al-Qur’an dalam hidup, lebih dari segalanya, karena tidak hanya bekal hidup di dunia, tetapi juga bekal di akhirat. Semoga pula, dapat menjadi wasilah bagi para siswa, para guru, dan para orang tua, mengantarkan putra putrinya untuk menjadi generasi qurani, pungkas Prof. Dadan. (BR.01)
Discussion about this post