“BUMD, seyogianya menjawab kebutuhan pemda dan masyarakat, saat masa Covid-19 ini,” kata Prof Djohermansyah yang juga menjabat Presiden Institut Otonomi Daerah (i-Otda).
Menurutnya, saat masa pandemi Covid-19, perlu ada peningkatan kinerja BUMD. Sementara di saat sama, pemda juga mengalami dampak Covid-19.
“Beberapa masalah klasik BUMD adalah sering kali masih lemahnya kemampuan manajemen, kurangnya modal usaha, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Mengatasi hal tersebut, perlu adanya pengembangan kolaboratif. Di sini, pemda memberi wewenang lebih besar kepada BUMD serta meminimalkan campur tangan politik.
“Perlu juga untuk menaikkan kompetensi dan profesionalitas direksi BUMD dan jajarannya. Dengan demikian maka BUMD bisa bagus dalam masa sulit ini,” ujar Djohermansyah.
Hal serupa, disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir yang hadir secara virtual sebagai key note speech, mendorong adanya sinergi antara BUMN dengan BUMD guna menggeliatkan roda ekonomi di daerah serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Saat ini, kata Erik, beberapa kerja sama antara BUMN dan BUMD sudah berjalan, misalnya PT Tjipinang Food Station yang merupakan BUMD milik Pemerintah DKI Jakarta dengan PT Sang Hyang Seri (Persero), BUMN yang bergerak di bidang pertanian.
Seperti halnya, ada sektor transportasi, BUMN dan BUMD di DKI Jakarta membangun joint venture dan sistem transportasi terintegrasi di Jabodetabek. Sinergi juga dilakukan dalam pengelolaan kawasan Kota Tua Sunda Kelapa, Jakarta.
Discussion about this post