Baleendah (BR).- Generasi milenial saat ini, berada dalam era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Revolusi Industri merupakan lompatan jauh dalam peradaban hidup manusia dan akan terus berkembang pesat.
Di era ini, digitalisasi dalam segala ruang hidup manusia menjadi keniscayaan dan sangat fundamental bagi manusia itu sendiri. Karenanya, pendidikan bagi para siswa yang hidup di era ini, harus mampu beradaptasi dan berinovasi agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman.
Lembaga pendidikan saat ini, memiliki peranan penting untuk mengimbangi beragam inovasi di era digital.
SMP Prima Cendekia Islami di Baleendah, Kabupaten Bandung memahami betul kondisi saat ini dan tantangannya di masa depan.
Dengan mengusung tagline Sekolah Digital Untuk Generasi Muslim Milenial Qurani, Prima Cendekia Islami hadir dengan inovasi untuk menjawab semua itu.
Tidak hanya sekedar visi dan taglinenya berusaha menghadirkan hal yang konkret, salah satunya dengan membuat sistem digitalisasi satu atap berbasis web mandiri yang dinamai TAKJUP Digi PCI.
TAKJUP singkatan dari Transparan, Akuntabel, Kredibel Jaminan Untuk Prestasi, didalamnya memiliki tiga sistem yang saling berkaitan yaitu, School Management System, Learning Management System, dan Parent Information System.
Beny Saputro, S.Pd., M.Pd Kepala SMP Prima Cendekia Islami menjelaskan Prima Cendekia Islami yang lahir diera revolusi industri 4.0 dan society 5.0 harus mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi zaman dan tuntutan masyarakat. Hal tersebut harus diimplemantasikan di sekolah.
“Kami hadir dengan banyak inovasi dalam sistem pendidikan dan pembelajaran di sekolah sekaligus memanfaatkan teknologi digitalisasi. Dengan penggunaan platform digital, berbagai keperluan administrasi, pembelajaran, dan informasi di sekolah akan semakin efektif,” tutur Beny.
Ia menjelaskan bahwa dengan penerapan School Management System (SMS) maka berbagai hal yang terkait dengan administrasi di sekolah akan memiliki dokumen yang lengkap dan update serta meminimalkan kesalahan dan penyimpangan. Sekaligus juga meminimalkan penggunaan kertas atau paperless. Selain itu, pola monitoring dan evaluasinya pun akan lebih efektif karena dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Beny juga mengemukakan bahwa Learning Management System (LMS) yang dibangun, bertujuan untuk memudahkan para tenaga pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
”Semua bahan ajar, media, evaluasi serta penilaian pembelajaran diinput dan dihimpun oleh para guru dan dapat diakses oleh para siswa tanpa terhambat ruang dan waktu,”jelas Beny.
Dengan demikian tuturnya, proses pembelajaran tidak lagi kaku dan membosankan, namun akan lebih variatif, inovatif dan tentunya membuatkan siswa merasa senang dan nyaman saat pembelajaran berlangsung. Situasi pembelajaran saat ini tidak bisa lagi teacher center, namun harus student center. Cara belajar dan mengajar tidak lagi konvensional, namun lebih interaktif antara lain dengan pemanfaatan audio-video. ***
Discussion about this post