Baleendah, (BR).- Ada yang menarik dari agenda Rihlah Ilmiah SMP Prima Cendekia Islami, Baleendah Kabupaten Bandung ke Jakarta dua hari ini, tanggal 14 dan 15 Juni 2022.
Setelah berkunjung ke Gedung DPR/MPR, Gelora Bung Karno, dan Kementerian Sekretariat Negara di hari pertama, pada hari kedua mengunjungi Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Museum Nasional, dan berakhir di Perpustakaan Nasional.
Di Perpustakaan Nasional inilah, para peserta Rihlah Ilmiah SMP Prima Cendekia Islami (PCI), semuanya mendaftarkan diri menjadi anggota Perpustakaan Nasional.
Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum yang ikut mendampingi Rihlah Ilmiah para siswanya mengatakan, bahwa SMP PCI melaksanakan Rihlah Ilmiah dengan konsep baru. Kami tidak menggunakan terminologi Study Tour yang biasa digunakan oleh sekolah-sekolah.
Kami namai rihlah ilmiah, sebuah perjalanan untuk mencari ilmu. Bukan tour atau piknik. Makanya kami tidak mengunjungi obyek wisata di Jakarta, karena berkunjung ke objek wisata dapat dilakukan kapan saja, oleh siapa saja. Kami justru memilih tempat tempat yang benar benar dapat dijadikan rihlah ilmiah bagi para siswa.
Kami memilih Gedung DPR/MPR, Kantor Sekretariat Negara, serta Perpustakaan Nasional sebagai destinasi rihlah ilmiah, selain Museum Nasional dan Monumen Pancasila Sakti. Tujuannya, agar para siswa betul betul melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas. Sekali lagi, siswa kami datang ke Jakarta selama dua hari ini untuk belajar, bukan tour, tegas Prof. Dadan.
Salah satu lembaga yang kami kunjungi adalah Perpustakaan Nasional, sebuah lembaga pemerintah Nonkementerian yang melaksanakan tugas dalam bidang perpustakaan. Perpustakaan Nasional ini kami pilih untuk memberikan penanaman literasi sejak dini. Kita memahami bahwa perpustakaan nasional itu berfungsi antara lain sebagai perpustakaan rujukan, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan.
Karenanya, para siswa kami yang datang dari pinggiran kota Bandung, tentu merasa bangga dapat mengunjungi perpustakaan terbesar di Indonesia ini, ungkap Prof. Dadan yang juga Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara ini.
Perpustakaan Nasional yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusat, berseberangan dengan Monumen Nasional, saat kunjungan para siswa SMP PCI, cukup ramai.
Menginjakkan kaki di Gedung perpustakaan tertinggi di dunia itu, dengan tinggi 126 meter dan 27 lantai, tentu bagi para siswa kelas 7 SMP PCI, merupakan sensani tersendiri. Para siswa berkeliling perpustakaan, melihat koleksi buku, naskah kuno, jurnal, dan majalah hingga menatap monumen nasional dari puncak gedung perpustakaan.
Yang lebih menarik lagi, para siswa peserta rihlah ilmiah, langsung mendaftarkan diri sebagai anggota Perpustakaan Nasional.
Dengan pelayanan yang cepat, proses pendaftaran digital, setelah diambil foto, maka saat itu juga kartu anggota perpustakaan nasional langsung jadi, dan tanpa dipungut biaya. Menariknya, kartu anggota itu berlaku seumur hidup.
Para siswa SMP PCI, jika kelak jadi mahasiswa atau peneliti, mereka sudah memiliki kartu Perpustakaan Nasional sejak kelas 7 SMP.
Pelayanan para petugas perpustakaan nasional yang ramah, fasilitas yang lengkap, gedung yang megah, membuat betah para siswa SMP PCI berlama lama di Perpustakaan Nasional. (BR.01)
Discussion about this post