Pangalengan (BR).- Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip meninjau dua titik desa terdampak bencana angin kencang di Kecamatan Pangalengan, Selasa (22/10/2019), yakni Desa Banjarsari dan Desa Margamulya. Kepada masyarakat, dia mengimbau agar selalu waspada terhadap anomali cuaca yang saat ini mengalami peralihan.
“Saya imbau seluruh masyarakat untuk mewaspadai segala potensi bencana yang akan terjadi, apalagi di musim peralihan saat ini. Kerusakan akibat angin kencang yang terjadi di Pangalengan ini bukan yang pertama kali, sebelumnya pernah terjadi di Rancaekek, Ciparay, Baleendah dan Cicalengka,” ungkap bupati.
Bupati mengaku prihatin atas bencana yang diprediksi berdampak pada 1.200 rumah di 5 desa, yakni Desa Margamulya, Sukamanah, Margamukti, Wanasuka dan Desa Banjarsari.
“Tidak ada korban jiwa atas peristiwa ini, saya lihat masyarakat sudah lebih siap menghadapi bencana. Meski demikian, kita semua harus tetap waspada terhadap kejadian serupa di wilayah lainnya,” pesannya.
Mengenai bantuan lanjutnya, sampai saat ini masih dilakukan pendataan dan assessment kerusakan dari dampak bencana, oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung bersama pihak –pihak terkait. Bupati meminta, agar BPBD bisa mengintervensi bantuan material paska bencana untuk korban.
“Selain aparat, masyarakat juga bahu membahu saling membantu melakukan evakuasi reruntuhan pohon. Untuk bantuan, nanti kita akan lakukan sesuai prosedur dan warga yang rumahnya tidak layak, akan mejadi prioritas,” imbuh Bupati didampingi Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara.
Bupati menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang cepat dan sigap melakukan tugas penanggulangan bencana. “Saya berterimakasih kepada BPBD, Dinsos (Dinas Sosial) Disdamkar (Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan), jajaran Satpol PP, Polres dan TNI, aparat kewilayahan serta seluruh masyarakat yang sudah bersama-sama menangani dampak bencana ini,” pungkas bupati.
Saat berada dilokasi Hutan Logawa Kepala Pelaksana BPBD kab. Bandung H. Ahmad Djohara mengatakan bahwa fasca melihat langsung dilokasi, khususnya pohon pohon yang tumbang diwilayah kecamatan Pangalengan, banyak sekali karakter pohon yang berbeda seperti pohon yang rusak akibat angin putting beliung, dimana pohon yang ada dilokasi Hutan Logawa berbeda dengan pohon pohon yang berada dikawasan perkebunan Malabar, nampaknya dilokasi Logawa pohonnya masih tertanam kuat dengan akar namun batang pohon tidak mampu menahan kuatnya Angin, ujar Ahmad.
Diperkirakan menurut Ahmad, dengan banyaknya pohon tumbang di Hutan Logawa hingga mencapai kurang lebih 8.000 Pohon yang runtuh, diperkirangkan diwilayah Kecamatan Pangalengan Jumlah Pohon yang roboh akibat anging putting beliung ini akan mencapai hingga 10.000 Pohon yang Roboh akibat Hembusan Angin Puting Beliung tersebut.
Kalak BPBD, menghimbau kepada masyarakat petani yang biasa melakukan kegiatan di Hutan Logawa agar lebih berhati hati, bilamana kembali angin kencang sebaiknya mencari tempat aman, agar tidak terjadi hal hal yang di inginkan, selain itu dikatakan Ahmad berdasarkan informasi yang di himpun BPBD dari petani Kopi sedikitnya diwilayah Hutan Logawa ada 23.000 Ribu pohon Kopi siap panen ikut Hancur, ujarnya.
Sementara saat dikonfirmasi, Kepala Data dan Informasi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Bandung Rasmid, M.Si menjelaskan, terdapat perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan, antara wilayah Bumi Belahan Selatan (BBS) dan Utara (BBU). Perbedaan tersebut menyebabkan terbentuknya lintasan arus kecepatan angin yang kencang dalam jalur sempit di atmosfer.
Dirinya mengatakan, sejumlah wilayah di Jawa Barat (Jabar) sudah memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa peralihan ini dinilai rentan terjadi cuaca ekstrem. “Berpotensi terjadinya cuaca ekstrem, di antaranya angin kencang, dan terpantau juga peningkatan kecepatan angin di wilayah Jabar, termasuk di Kabupaten Bandung,” ujar Rasmid.
Senada dengan bupati, Rasmid juga mengimbau agar masyarakat Jabar selalu waspada terhadap peralihan cuaca ini. Di Bulan oktober, Jabar memasuki masa peralihan musim dari kemarau ke musim hujan, sehingga berpotensi terjadinya cuaca ekstrem seperti angin kencang. “Tetap waspada dan selalu siaga, karena saat ini Jabar memasuki masa peralihan musim,” tutupnya. (BR. 01)
Discussion about this post