Soreang (BR).- Peluang tenaga kerja Indonesia untuk bisa bekerja di Amerika Serikat (AS) masih terkendala oleh sertifikasi. Sertifikat kompetensi dibutuhkan untuk memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia setidaknya menguasai Bahasa Inggris dengan fasih.
Konsul Jenderal RI untuk Chicago, AS, Rosmalawati Chalid mengatakan, peluang kerja di Negeri Paman Sam setiap bulannya terbuka lebar bagi semua orang dari negara mana pun. “Apalagi di sana lowongan pekerjaan itu dipublikasikan secara terbuka di media massa,” ujarnya.
Menurut Rosmalawati, kompetensi tenaga kerja Indonesia sebenarnya sangat mumpuni untuk bisa bekerja di AS. Namun mereka terkendala masalah bahasa.
“Mungkin karena perbedaan pendidikan, karena di kita sebagian besar masih hanya menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar. Sedangkan untuk bekerja di AS butuh kemampuan Bahasa Inggris untuk percakapan sehari-hari,” tutur Rosmalawati.
Khusus untuk wilayah Chicago dan sekitarnya, kata Rosmalawati, peluang kerja terbesar adalah di bidang kesehatan. Hampir setiap bulan, puluhan lowongan terbuka untuk tenaga perawat.
Rosmalawati optimistis jika perawat asal Indonesia bisa merawat orang sakit dengan baik dan ramah. Namun tanpa kemampuan Bahasa Inggris, kesulitan komunikasi akan berdampak pada kesalahpahaman antara perawat dengan pasien.
Meskipun demikian, KJRI Chicago saat ini terus menjajaki sistem standardisasi tenaga kerja Indonesia khususnya perawat. “Kami bekerjasama dengan Kemenaker dan Kemenkes BNP2TKI dan Kemendikti,” ujarnya.
Oleh karena itu, KJRI Chicago pun saat ini tengah gencar untuk menjemput bola ke daerah untuk menginformasikan peluang kerja di AS tersebut. Setelah beberapa daerah sebelumnya, kali ini KJRI Chicago pun menyempatkan diri mendatangi Kabupaten Bandung.
Dari hasil diskusi dengan Bupati Bandung dan jajarannya,Rosmalawati menilai banyak sekali potensi yang bisa ia bawa ke AS. “Selain berbagai komoditas pertanian, kami menilai seni dan budaya di sini sangat berpeluang dipromosikan di Chicago,” ujarnya.
Menurut Rosmalawati, salah satu yang berpeluang mendapat sambutan besar adalah Gamelan Sunda. Ia menegaskan bahwa saat ini setidaknya ada seratus kelompok seni gamelan di AS, namun hanya satu yang merupakan Gamelan Sunda.
Sementara itu Bupati Bandung Dadang M. Naser mengaku sangat gembira mendapat kunjungan dari Rosmalawati dan staf KJRI Chicago lain. “Alhamdulillah kami diundang untuk mengikuti event dan melakukan komunikasi bisnis dengan pengusaha di AS,” ucapnya.
Menurut Dadang, hal itu merupakan peluang besar bagi Kabupaten Bandung untuk mengenalkan potensi daerah ke AS. Terutama agar produk unggulan seperti kopi, bisa semakin mendunia.
Selain itu, kata Dadang, pihaknya juga menyambut peluang beasiswa agar warga Kabupaten Bandung bisa mengenyam pendidikan tinggi di AS. “Begitu juga dengan kesempatan untuk menampilkan seni budaya di AS, ini peluang yang bagus,” katanya. (BR. 01)
Discussion about this post