Jogyakarta (BR).- To Suprapto Ketua Kelompok Studi Ilmiah ( KSI) Joglo Tani mengatakan bahwa dirinya kedatangan rombongan para petani dari Kab. Bandung yang bertujuan untuk study Banding dan belajar terkait kemandirian pangan dan ekonomi.
Kemandirian pangan menurut To Suprapto, yakni pada dasarnya adalah tanam apa yang kita makan dan makan apa yang kita tanam, baik akar, batang daun dan buah. sehingga dapat membawa nilai ekonomis, Ujarnya saat berada di Kediamannya, Kamis 06 Oktober 2022.
Sehingga, lanjut dia, mereka akhirnya bisa mengetahui berapa penghasilan harian, 1 bulanan, 2 bulanan, 3 bulanan sampai tahunan, paparnya.
Bahkan, dikatakan Suprapto mari kita belajar sampai ke teknis terkait pertanian, perikanan dan peternakan.
“Bagaimana buat pupuk, bagaimana buat pakan ikan dan bagaimana buat kelompok usaha bersama sehingga membuat konsep japanmas (jaminan pangan masyarakat),” katanya.
” Terkait apakah para petani telah merdeka sekarang ini, Dia mengatakan bahwa para petani belum merdeka saat ini, karena mengalami jajahan dari 6 tekanan, Pertama, dia menjelaskan, tekanan ekonomi, para petani masih beli bibit, pupuk dan obat, “.
“Saat mereka beli bibit, pupuk dan obat dengan harga bukan harga penjual, namun sayang, saat mereka menjual hasilnya yang menentukan harga bukan petani tapi pembeli. Ini yang disebut tekanan ekonomi,” Ungkap Dia.
Kedua, lanjut dia, tekanan alam, tanaman yang ditanam menggunakan pupuk kimia sehingga tanah jadi miskin unsur hara. Akhirnya tanah jadi ruksak, hama merajalela dan air semakin sulit. ” Ini karena kita tidak bersahabat dengan alam,” katanya.
Ketiga tekanan sosial karena status petani dianggap miskin sehingga para kaum muda tidak mau bertani.
“Kaum muda mengganggap petani kerjaan kotor, duitnya kecil dan sebagainya,karena anak muda tidak tahu ilmunya,” terangnya.
Keempat tekanan budaya, petani itu bukan saja bertani tapi harus punya ternak karena limbahnya pertanian jadi makanan ternak dan limbahnya ternak jadi makanan pertanian.
Kelima tekanan global (pasar bebas), kalau kita tidak profesional kita akan kalah oleh orang yang mempunyai skill tinggi.
Terakhir keenam kebijakan pemerintah yang belum sepenuhnya berpihak pada petani.
“Kita merdeka pada tahun 1945, kalau para petani ingin merdeka ya bebaskan dari tekanan yang enam tadi. Jadi kita harus bersama, bersepakat, berbuat. tanam apa yang kita makan, makan apa yang kita makan,” pungkasnya.( BR. 01 )
.
Discussion about this post