SOREANG (BR).- Seorang nenek warga Kampung Babakan Sakola, RT 01 RW 04, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Kartikawati (53) tinggal di rumah panggung miliknya yang hampir roboh. Tujuh bulan terakhir, ia terpaksa sering tidur di rumah tetangganya akibat rumahnya yang bocor dan menyebabkan banjir di ruang tengah.
Atap bagian depan rumah seluas enam tumbak tersebut terpaksa ditahan tiang beberapa buah karena kondisinya yang hampir roboh. Selain itu, sebagian atap tidak terdapat genting. Bahkan saat akan memasuki rumah, pintu masuk tidak bisa dibuka lebar sebab tertahan atap rumah yang rusak.
Sebagian atap yang tidak memiliki genting ditutupi terpal pemberian tetangganya agar menahan air hujan. Meski begitu, jika hujan deras, air tetap masuk ke rumah. Disamping rumahnya, berjejer genting pemberian tetangganya. Namun ketiadaan biaya sehingga belum dipasang.
Plafon di kamar anaknya yang menggunakan bilik berlubang besar. Termasuk yang berada di tengah rumah. Sehingga jika hujan deras, air akan masuk. Sementara bagian dapur miliknya, hanya ditutupi atap tanpa memiliki dinding pembatas.
Saat ditemui dirumahnya, Kartikawati (53) mengaku bangunan rumah miliknya yang dibangun tahun 1980an ini baru direnovasi pada 2015 yang berasal dari bantuan desa setempat. Kondisinya saat itu plafon dan langit-langit rumah rusak, akibatnya ia terpaksa was-was ketika tidur sebab dikhawatirkan angin kencang dan hujan merobohkan rumah panggungnya.
“Kondisi rumah rusak sudah lama, 2012. Plafon bocor, langit-langit rusak, terus direnovasi 2015 dari desa bentuknya barang kaso-kaso 15-20 batang, 5 lembar bilik, bata 150, triplek 4 lembar, pasir satu kol mobil. Uang mah gak ada,” ujarnya Ahad (23/12).
Ia menuturkan, rumah miliknya dulu seluas 9 tumbak. Namun dijual tiga tumbak pada 2012 karena dirinya butuh biaya mengobati sakit yang dideritanya yaitu darah tinggi yang menyebabkan tidak bisa berjalan.
Dirinya menambahkan, tujuh bulan terakhir, kondisi rumah panggung miliknya semakin rusak dan bocor. Bahkan, ia terpaksa sering menginap di rumah tetangganya. Ia mengaku ingin memperbaiki rumahnya namun belum memiliki biaya.
Janda yang ditinggal suaminya meninggal ini saat ini bekerja serabutan. Kemudian meski memiliki tiga anak yang sudah bekerja. Namun, anak-anaknya belum ada yang bisa turut membantu memperbaiki rumah tersebut.
“Saya sekarang kerja kalau ada yang nyuruh, hasil uangnya cukup dibelikan beras buat sehari-hari. Dari anak-anak jarang ngasih, ya buat mereka aja udah alhamdulillah,” ujarnya. (BR.02)
Discussion about this post