Kawah Putih (BR).- Kabid promosi dan ekonomi kreatif (promekraf) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Bandung Vena Andriawan hadiri simulasi New Normal dan AKB dilokasi Destinasi Kawah Putih Desa Patengang Kec. Rancabali Kab. Bandung Jumat (12/06).
Menurut Vena, simulasi yang dilaksankan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan objek wisata dalam menghadapi penerapan New Normal dan AKB dikawasan Industri wisata yang ada dikab. Bandung.
Saat ini diutarakan Vena, disparbud sendiri saat ini memasuki hari kedua dalam melakukan simulasi, dikawasan wisata atau Resto yang ada dikawasan kab. Bandung.
Patut diketahui bahwa hasil simulasi ini dapat menditeksi sejauh mana kesiapan kesiapan yang dilakukan pengelola obyek wisata, dan kalau masih belum maxsimal jangan dipaksakan, tidak usah buka dulu, disini pula dapat medikteksi kenyamanan jumlah wisatawan, ujar vena.
Diutarakan Vena Andriawan, untuk pemakaian Barkot ( Goegle Form) itu harus diuji cobakan dulu sebelum dipublis ke orang, kalau aflikasi scan ada itu gampang, karena sesuatu yang berhubungan dengan internet itu harus ditunjang dengan kwalitas sinyal, jadi tetap sistem manual pun harus disiapkan, paparnya.
Selain itu dikatakan Vena, kami menyarankan untuk membuat platform LBPE ( LOOK, BOOK, VEY, ENJOY) , lihat di sosmed, boxing dulu, bayar secara online, dan disitu dapat terditeksi jumlah wisatawan yang masuk, jelas Vena.
Sementara Cluster manager Ciwidey Perhutani, Trisna Mulyana, mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan pengeras suara untuk menghimbau kepada para pengunjung atau calon pengunjung pada saat pengoperasian kembali objek wisata. Disamping memberikan himbauan secara persuasif, pihaknya juga menghimbau dengan pola antisipatif, seperti wajib menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
“Kami menyiapkan petugas khusus yang berkaitan dengan penanganan Covid 19 atau yang kita sebut dengan Ranger Covid. Nantinya, petugas itu akan memberikan himbauan secara aktif kepada pengunjung yang melakukan pelanggaran protokol kesehatan,” tuturnya.
Ada beberapa masukan dari Disparbud Kabupaten Bandung, seperti meminta pengaturan kapasitas pengunjung dimana dalam dua jam hanya diperbolehkan 30 pengunjung, jadi perharinya hanya ada 150 pengunjung. Selain itu, Disparbud Kabupaten Bandung juga meminta pengelola objek wisata untuk menyediakan form data pengunjung. Agar lebih aman dalam pengisian form, pihaknya berinovasi pengisian form pengunjung itu dilakukan melalui google form.
“Kebanyakan pengisian form menggunakan pensil secara bergilir. Kita tidak ingin ada penyebaran Covid 19 melalui pensil itu, oleh karenanya kami meminta pengunjung untuk mengisi form di google form. Agar lebih aman,” pungkas Trisna. (BR. 01)
Discussion about this post