Sehingga ketika banjir bandang menerjang pada pukul 05.00 WITA pagi, warga di RT tersebut telah berada di tempat yang aman. “Sehingga semua selamat tidak ada korban jiwa,” ucapnya.
Doni menilai tindakan Ketua RT tersebut perlu menjadi rujukan bagi para ketua RT maupun perangkat desa lainnya.
Selain itu, tindakan evakuasi mandiri seperti itu juga perlu untuk terus diingatkan serta dijalankan. Menurutnya, bila terus dilakukan, tindakan itu bisa jadi kebiasaan baik untuk masyarakat.
Seperti diketahui, sejumlah kabupaten dan kota di NTT sebelumnya diterjang banjir bandang dan tanah longsor. Cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang terjadi di wilayah tersebut yang dipicu oleh kemunculan Siklon Seroja.
Akibat banjir bandang dan tanah longsor itu, sebanyak 138 orang dinyatakan meninggal dunia sementara 61 orang lainnya masih dalam pencarian. Bencana ini juga memaksa 13.226 jiwa mengungsi. (Red)
Discussion about this post