Pangalengan, (BR.NET) – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di bawah naungan Yayasan Anugrah Pangan Lestari saat ini mengelola empat Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tersebar di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.
Ketua Yayasan Anugrah Pangan Lestari, H. Atep Suherman, menjelaskan bahwa di Kabupaten Bandung dapur MBG berlokasi di Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, serta di Desa Arjasari dan Desa Rancakole, Kecamatan Arjasari. Sementara di Kabupaten Garut, dapur MBG berada di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong.
Masing-masing dapur MBG memiliki kapasitas hingga 4.000 porsi makanan bergizi gratis setiap harinya. Dengan demikian, keempat dapur tersebut mampu melayani sekitar 16 ribu porsi per hari. Untuk mendukung operasional, yayasan melibatkan sekitar 200 tenaga kerja lokal, di mana tiap dapur dikelola 50 pekerja.

Proses rekrutmen difokuskan pada warga sekitar dengan rentang usia 22–48 tahun dan lulusan minimal SMP hingga SMA. Khusus posisi penting seperti kepala SPPG, ahli gizi, dan akuntan, disyaratkan lulusan sarjana. Setiap dapur MBG dilengkapi 1 sarjana gizi, 1 sarjana akuntansi, serta 1 kepala SPPG berlatar pendidikan S1, dibantu juru masak berpengalaman.
Menu yang disajikan bervariasi setiap hari sesuai dengan permintaan siswa. Pemerintah menetapkan pagu anggaran sebesar Rp8.000 per porsi untuk siswa TK hingga kelas 3 SD, serta Rp10.000 per porsi untuk siswa kelas 4 SD hingga SMA.
Dapur MBG di Kecamatan Pangalengan melayani 17 sekolah yang tersebar di Desa Margamukti, Sukamanah, dan Banjarsari. Sementara dapur di Desa Arjasari mencakup 8 sekolah di wilayah setempat. Untuk Garut, dapur MBG di Kecamatan Talegong melayani 35 sekolah di Desa Sukamulya, Sukalaksana, dan Sukamaju dengan target sekitar 3.200 porsi per hari, mengingat wilayah tersebut tergolong terpencil dengan jumlah siswa relatif sedikit.
“Dengan hadirnya Dapur Makan Bergizi Gratis ini, kami berharap anak-anak sekolah di daerah Bandung dan Garut dapat memperoleh asupan gizi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang serta prestasi belajar mereka,” pungkas H. Atep Suherman. (Asted)













Discussion about this post