Bandung (BR).- Perhelatan Politk Calon Bupati Bandung dan wakil bupati Bandung pada pelaksanaan Pilkada 9 Desember 2020 dari hari ke hari kian menghangat, menyusul direkomenasikannya Pasangan Calon Bupati Bandung dan Wakil dari Partai Golkar oleh DPP Golkar, menyikapi hal tersebut politisi Partai Golkar Yoga Santosa pada bandungraya. net, Rabu (22/07/2020) menyampaikan.
Bahwa politik adalah ilmu dan seni yang berorientasi pada upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Jadi, ketika kepentingan masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraannya terabaikan maka sesungguhnya hal ini telah menodai politik itu sendiri, tutur Yoga.
Menurutnya, politik santun dan kesantunan berpolitik dalam pandangan seorang yang sudah memiliki jam terbang yang ” TINGGI ” bukanlah sekedar wacana. Hal itu bisa diwujudkan dengan modal sebuah dorongan dan tekad bulat mempraktekkan politik yang bermoral dan santun dalam bingkai kesungguhan hati, kejernihan berpikir serta keberanian untuk memulai, imbuh Dia.
Dikatakan Yoga, sejatinya bagi seorang kader politik yang berpengalaman, menempuh perjalanan politik untuk menang harus dilakoni dengan tenang dan sabar adalah merupakan modal utama, untuk mencapai tujuan politik dengan tidak menyakiti para kompetitor yang dikalahkan.
Ucap Yoga Santosa, mencapai tujuan politik dengan santun dan terhormat dalam merebut kekekuasaan bisa dilihat hasilnya diberbagai bidang kemajuan rakyat antara lain di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hukum, HAM, lingkungan hidup, budaya, pertahanan dan keamanan, politik, dan aspek-aspek lain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, paparnya.
” Merebut kekuasaan melalui jalan Politik harus Jujur dan bermatabat untuk rakyat “.
Politisi Partai Golkar ini berpendapat bahwa dalam ranah politik meraih kekuasaan adalah obsesi politik yang paling tinggi. Karenanya dalam politik kekuasaan terdapat dua aliran besar yang saling berhadapan antara satu dengan yang lainnya, dua aliran tersebut diantaranya. :
Pertama, politik kekuasaan dalam pengertian sekedar berkuasa. Aliran politik seperti ini jelas tidak bisa diharapkan untuk kepentingan kesejahteraan rakyat dimana lembaga politik atau partai politik itu berada.
Artinya politik itu tidak hanya bagaimana meraih kekuasaan dan tidak sekedar politik afiliatif sebagai instrumentnnya, karena tujuan politik itu adalah mewujudkan cita-cita yang luhur untuk kepentingan sosial.
Kedua, politik yang dimaksud adalah politik kekuasaan yang bertitik tolak dari definisi politik “who gets what, when and how” (siapa merebut apa, kapan dan bagaimana) dengan demikian politik berkaitan dengan power struggle.
Pungkas Yoga Santosa, disini para pegiat politik dan para pengurus parpol akan berjuang merebut posisi kekuasaan tertinggi, dalam prosesnya harus dilakukan melalui politik afiliatif dengan berbagai pihak yang dipandang memiliki tujuan yang sama bahwa kekuasaan bukan sekedar berkuasa, melainkan untuk membuat kebijakan politik untuk kepentingan masyarakat luas. (BR. 01)
Discussion about this post