Bandungraya. net – Soreang | Dengan semangat hari Guru Nasional ke 75 Tahun, tenaga pendidik honorer Kabupaten Bandung berharap pembelajaran tatap muka segera dilaksanakan. Sebab, proses pembelajaran Daring dipandang kurang optimal.
Hal tersebut disampaikan salah seorang perwakilan Forum Guru Honorer Katagori 2 (FGHK2) Kabupaten Bandung Toto Ruhiyat, mengatakan, proses pembelajaran daring banyak dikeluhkan karena terdapat beberapa terkendala. Diantaranya, koneksi jaringan dan tidak semua siswa memiliki sarana yang memadai.
“Banyak siswa dan orang tua yang mengeluh terkait optimalnya pembelajaran daring. Sebab, dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar saat ini tidak bisa lepas dari jaringan internet. Buruknya koneksi jaringan, jadi salah satu keluhan siswa yang berada dipinggiran,” kata Toto saat dihubungi, Rabu (25/11).
Toto yang setiap hari mengajar disalah satu sekolah negeri di wilayah Kecamatan Soreang menjelaskan, dirinya sering menerima keluhan siswa dan orang tua siswa yang berada dipinggiran. Diantaranya, mengeluh terkait koneksi jaringan internet.
“Masih banyak siswa di kecamatan Soreang yang belum memiliki sarana adroid, jadi banyak siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring. Selain itu, koneksi internet juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal,” jelasnya.
Dari sekian persen siswa yang mengikuti pembelajaran daring, masih mengeluhkan terkait jaringan yang kadang kadang tidak stabil. Hal tersebut terjadi akibat lerak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.
“Kurang optimalnya pembelajaran daring karena tidak semua wilayah terkoneksi jaringan internet dan tidak semua siswa memiliki sarana adroid. Hal itu yang menjadi permasalahan dari sekian permasalahan yang terjadi pada siswa,” tuturnya.
Menurut Toto, selain kurang optimal karena terkendala jaringan dan sarana. Efek negatif yang lebih dominan adalah kesehatan bagi para siswa. Sebab, ketika terlalu sering menggunakan gadget akan berdampak pada kesehatan siswa khususnya pada daya penglihatan mata,” tegasnya.
Lebih lanjut Toto mengatakan, terus menerusnya pembelajaran daring mengakibatkan adanya titik jenuh dikalangan siswa. Sehingga, tak jarang kuota internet yang diberikan oleh pemerintah tidak maksimal dipergunakan untuk belajar.
“Selain pada Siswa, rasa jenuh juga dialami orang tua terutama ibu dari anak didik. Karena banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, sehingha mereka tidak bisa optimal mendampingi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran daring,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap kepada pemerintah untuk segera melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sehingga, kegiatan pemebelajaran akan terlaksana dengan optimal.
“Pemerintah harus segera mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, sehingga geliat belajar siswa kembali normal. Karena kebanyakan sekolah siap menggelar pembelajaran tatap muka, dan juga siap menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya. (BR. 01)
Discussion about this post