Kamis, 9 Oktober, 2025

Sektor Wisata Ditutup, Ribuan Pegawai Hotel di KBB Terancam Dirumahkan

Bandungraya.net – Bandung Barat | Pengelola wisata di Kabupaten Bandung Barat terpaksa harus menelan pil pahit lagi lantaran Pemerintah Daerah kembali menutup objek wisata sampai 5 Juli 2021 mendatang.

WAJIBDIBACA

Penutupan objek wisata itu sendiri menindaklanjuti hasil evaluasi terbaru Satgas Covid-19 Provinsi Jawa Barat, yang mana Kabupaten Bandung Barat kembali masuk zona merah penyebaran Covid-19.

Padahal baru beberapa hari yang lalu atau tepatnya pada Jumat (25/6/2021) lalu objek wisata di Bandung Barat kembali diizinkan beroperasi setelah sempat ditutup sejak 16 sampai 22 Juni 2021. Lalu penutupan diperpanjang lagi hingga 29 Juni 2021 dengan penyebab yang sama yakni daerah tersebut masuk zona merah.

Imbas penutupan tersebut, sebanyak 4 ribu lebih karyawan hotel di Kabupaten Bandung Barat terutama di kawasan wisata Lembang terancam kembali di rumahkan karena tak adanya aktivitas di sektor wisata.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Barat, Eko Suprianto mengatakan, buka tutup wisata membuat PHRI harus kembali merumahkan ribuan karyawan.

Jumlah anggota PHRI ada 4.600 karyawan. Dalam keadaan tutup, hanya 10 persen karyawan yang dipekerjakan. Artinya, ada sekitar 4.100 karyawan bakal di rumahkan.

“Kita pasti harus merumahkan karyawan. Pilihan ini cukup pelik, tapi ini harus kita ambil. Karena beberapa pekan industri perhotelan dan restoran sulit bangkit,” kata Eko, saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (2/7/2021).

Kendati demikian, pihaknya meminta kebijakan itu tidak tebang pilih. Sebagai upaya mencegah kerumunan, pemerintah daerah mesti memberi ketegasan pula bagi pusat perbelanjaan, kegiatan nikahan, keagamaan, dan lainnya.

“Pada intinya kita mendukung kebijakan penutupan ini untuk menangani Covid-19. Meski kita berani jamin, selama ini objek wisata tidak pernah ditemukan klaster,” jelasnya.

Mestinya, kata Eko, pemerintah juga menyoroti lokasi-lokasi yang menjadi titik kerumunan di luar industri wisata seperti pusat perbelanjaan, kegiatan pernikahan, keagamaan, dan lainnya.

Selain merumahkan karyawan, Eko menjelaskan, penutupan wisata juga berdampak pada hilangnya potensi pendapatan bagi pelaku wisata. Dalam sepekan penutupan, potensi kerugian mencapai Rp 60 miliar.

“Untuk sektor wisata, selama sepekan tutup potensi kerugian mencapai Rp 60 miliar. Kalau boleh dianalogikan kita (industri wisata) tinggal tunggu mati saja. Kami berada di ujung tanduk jika penanganan pandemi tetap seperti ini,” pungkasnya. (Red)

Berita Selanjutnya

Discussion about this post

KOLOM