Bandungraya.net – Soreang | Sempat Viral video pernyataan ketua PGRI cabang Bale Endah Kab. Bandung, yang menyampaikan bahwa kordinator wilayah pendidikan merupakan salah satu wadah yang identik dengan pengondisian / Fungli dan korupsi.
Hal tersebut mendapat tanggapan Tokoh Pendidikan Kab. Bandung Prof. DR. H. Toto Sutarto Gani Utari M. Pd bahwa menurutnya Pendidikan bermakna membangun prilaku yang positif, sehingga sering dimaknai berbeda antara mengajar dan mendidik, ujarnya Minggu 12 September 2021.
Diutarakan Toto, Tujuan akhirnya sama antara mengajar dan mendidik yaitu terbentuknya prilaku, hanya perbedaan ada pada prilaku yang dihasilkan. Prilaku hasil mengajar tidak bisa membedakan antara yang positif dan negatif, sedangkan mendidik selalu menghasilkan prilaku positif walaupun yang negatifnya juga disampaikan, paparnya.
” Pada Tahun 1970an tidak pernah terdengar insan Pendidikan melakukan protes atau demonstrasi, apalagi kasus korupsi. Semua ini karena semua insan Pendidikan memegang teguh makna Pendidikan tersebut, yang berarti semua berusaha membangun prilaku positif dan berprilaku positif untuk dirinya,” imbuh Dia.
Masih dikatakan Toto Sutarto, Semua insan Pendidikan melaksanakan tugasnya didasari makna Pendidikan, Tidak ada yang disebut pengawasan pelaksanaan menjalankan wewenang, karena semua percaya bahwa insan Pendidikan tidak perlu pengawasan atas prilaku dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.
Insan Pendidikan memancarkan cahaya kebaikan dari wajahnya, tidak pernah mereka mengeluh tentang kondisi hidupnya. Sebuah kisah, seorang pendidik di sebuah desa di tahun 1960an, berjalan-jalan ke perkampungan di hari libur. Saat melewati jalan yang di kiri dan kanannya pesawahan, seorang petani yang sedang mengerjakan sawahnya dari jarak 100 m ke jalan di mana bapak guru sedang berjalan melintasi jalan tersebut, petani itu lari tunggang langgang untuk mencapai pinggir jalan yang bakal dilewati sang guru tersebut, kemudian dia berdiri di pinggir jalan, Saat pak guru lewat kemudian petani tersebut membungkukan kepalanya sambal mengucapkan “Pa guru bade kamana”, dijawab oleh sang guru “bade ka payun” sambal menunjukan ibu jarinya ke arah depan. Setelah itu petani balik kanan Kembali ke arah pekerjaannya sambal bersiul, seolah bahagia sekali dia sudah menyapa dan di jawab sapaannya oleh pak guru, terangnya.
Discussion about this post