Bandung (BR).- Menjelang pelaksanaan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, Dinas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menyarankan daging kurban tidak dikemas menggunakan besek, melainkan plastik.
Kepala Bidang Keamanan Pangan pada DKPP Kota Bandung, Ermariah mengatakan, hal itu untuk menghindari penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang saat ini sedang merebak.
“Yang bagus itu pakai plastik dan plastiknya yang organik. Minimal plastik bening bukan daur ulang,” kata Ermariah, di Balai Kota Bandung, Rabu (6/7/2022).
Ermariah mengatakan, pihaknya tidak menyarankan penggunaan daun pisang atau besek untuk wadah daging kurban. Karena bila menggunakan besek atau daun pisang, darah atau cairan daging berpeluang menetes di jalan saat perjalanan pulang.
Menurut Ermariah, cairan tersebut berpotensi mengandung virus dan menjangkit ternak lain.
“Kalau pakai besekan, saat sampai di rumah, dagingnya direbus, besekan atau daunnya dibuang ke tempat sampah. Dari sana nantinya daun dibuang ke penampungan sampah, ada peluang kambing yang ada di sana makan daun tersebut,” terangnya.
Selain itu, kata dia, besek yang terbuat dari bambu dapat menyerap bau, kotoran dan bakteri.
Ermariah menuturkan, penggunaan kemasan daun dan besek perlu dihindari karena dikhawatirkan akan membentuk siklus penyebaran virus yang semakin meluas.
Oleh karena itu, ia menyarankan untuk menggunakan plastik bening sebagai kemasan daging kurban.
“Kalau dibungkus pakai plastik, plastiknya tinggal direndam air panas, nanti virusnya mati dan plastiknya boleh dibuang ke tempat sampah, jangan dibuang sembarangan,” katanya. (Red)
Discussion about this post