Arab Saudi (BR).- Ta’if, di ketinggian. Menyimpan catatan sejarah penderitaan. Kekasih Allah, Rasulullah SAW pernah dilempari batu di tempat ini, hampir 15 abad silam dalam perjuangan dakwahnya menegakkan dinul Islam.
Berjarak sekira 86 km dari Kota Mekkah—versi google map—Ta’if sudah menjadi destinasi rihlah jamaah umrah dan haji yang menarik. Pegunungan batu berhawa sejuk. Bunga mawar yang indah. Buah-buahan ranum nan melimpah. Menjadi daya tarik destinasi ini.
Berada di ketinggian 1.700 meter di lereng pegunungan Sarawat. Jalanan melewati pegunungan batu berkelok. Udara sejuk meskipun di musim panas. Lanskap alam yang indah, banyak kebun bunga mawar di kawasan Al – Shifa. Ta’if, seringkali dijuluki kota mawar.
Ta’if, juga tempat eksotik. Museum, tempat artefak sejarah tersimpan. Taman-taman bunga warna-warni. Kebun buah dan sayuran, dan aroma bunga segar.
Belum cukup. T’aif menjadi destinasi bagi harum minyak wangi terbaik. Air mawar dan parfum bunga mawar asli dari Ta’if, menjadi destinasi tersendiri. Konon, digunakan pula untuk mencuci dinding ka’bah. Kiswah penutup Ka’bah, ditaburi dengan air mawar.
Ta’if juga ditandai banyak situs bersejarah. Istana Shubra menjadi Museum Regional Ta’if, kediaman Raja Abdul Aziz. Sering digunakan Raja Faisal, selama musim panas.
Naik kereta gantung, menjadi sensasi tersendiri. Sekira 20 menit, menikmati sajian alam pegunungan dengan jalan yang berkelok. Gunung berbatu. Ta’if Water Amusement Park, taman wisata air di pegunungan, menjadi destinasi terakhir kereta gantung.
Tidak heran, Ta’if menjadi daya tarik bagi jamaah umrah Syawal 1444 H yang bergabung degan PT. Karya Imtaq untuk rihlah ziarah ke sana. Dari Hotel Anjum Makkah, bis yang membawa jamaah rihlah ke Ta’if bergerak, Sabtu (29/4/2023), pukul 08.20 pagi. Menyusuri kota Mekkah. Menyusuri jalan mulus menembus gunung berbatu, sejauh mata memandang.
Pukul 10.15, sudah tiba di kota Ta’if yang eksotik. Kota kecil dengan penataan yang terencana. Rumah rumah mewah, berseling dengan gunung batu. Jalanan relatif sepi.
Destinasi awal yang dikunjungi, makam dan Masjid Abdullah bin Abbas yang lebih dikenal dengan Ibnu Abbas. Salah seorang sahabat Nabi yang sejak kecil peduli keilmuan. Anak yg cerdas. Selalu menyediakan air wudu bagi Rasul. Tanpa Rasul mengetahuinya. Ibnu Abbas, lahir di Mekkah tiga tahun sebelum hijrah. Dan masa kecilnya begitu dekat dengan Rasulullah SAW. Beruntung, hingga usia 13 tahun, Ibnu Abbas berada dalam didikan langsung Rasulullah, yang juga sepupunya.
Hidup bersama Rasulullah telah membentuk karakter dan keilmuannya.
Di usian 71 tahun, Allah SWT memanggilnya. Saat itu umat Islam benar-benar kehilangan seorang dengan kemampuan dan pengetahuan yang luar biasa. “Hari ini telah wafat ulama umat,” kata Abu Hurairah menggambarkan rasa kehilangannya.
Makam Ibnu Abbas, berada di jantung kota Ta’if dan diziarahi setiap hari. Di samping makam, berdiri Mesjid Ibnu Abbas yg cukup besar. Di dalamnya terasa cukup mewah.
Dari masjid Ibnu Abbas, melewati Masjid Addas yang memiliki keterkaitan dengan seorang pemuda bernama Addas. Seorang budak beragama Nasrani yang masuk Islam setelah menolong Nabi saat mengunjungi kebun anggur.
Monumen yang terkait dengan perjuangan dakwah Nabi di Thaif.
Parfum bunga mawar, menjadi buruan para peziarah di Ta’if. Disamping anggur dan buah delima. Di tempat ini, Proses pembuatan parfum, disajikan. Parfum dari ribuan bunga mawar. Bunga dipetik setelah salat subuh. Diproses menjadi parfum bunga mawar. Harumnya terus terbawa bersama kesan mendalam dari Ta’if.(**)
Discussion about this post