Bandung (BR.NET).- Terobosan baru kembali dilakukan oleh SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) Baleendah Kabupaten Bandung dalam mempersiapkan para siswa kelas IX untuk menempuh Ujian Sekolah Tulis dan Praktik.
Persiapan itu diselenggarakan melalui kegiatan Academic Camp yang berlangsung tanggal 18-20 April 2024, di Sekolah Alam SMP PCI, Warnasari Pangalengan Kabupaten Bandung.
“Insya Allah, mulai kamis, 18 April 2024 kelas IX SMP PCI akan mengikuti pemantapan hasil pembelajaran selama enam semester di SMP PCI. Kegiatan ini diisi dengan pemantapan setiap mata pelajaran oleh guru mata pelajaran, ditambah satu hari penuh pembekalan strategi belajar bersama tim dari Brain Academy by Ruang Guru.
Kami melaksanakan kegiatan ini untuk mengukur keberhasilan capaian pembelajaran di SMP agar mereka lebih siap untuk melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan menengah, baik SMA, SMK maupun lembaga pendidikan setara lainnya, ungkap Prof. Dr. Dadan Wildan, M. Hum., Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami.
Mungkin kegiatan Academic Camp ini baru diselenggarakan di SMP PCI. Hal ini didasari oleh keinginan untuk mengoptimalkan capaian pembelajaran di SMP PCI. Kami juga harus memastikan kesiapan para siswa dalam menghadapi ujian akhirnya. Di era sekarang tidak ada lagi Ujian Nasional yang sepertinya menegangkan bagi para siswa. Sebaliknya, kami ingin mempersiapkan para siswa menghadapi ujian dengan menyenangkan, ungkap Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara itu.
Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka atau Kurikulum Nasional saat ini, lebih fleksibel. Namun demikian, tentu saja dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat capaian pembelajaran sesuai kurikulum yang harus dipenuhi oleh para siswa, guru, dan sekolah.
Capaian pembelajaran siswa adalah kompetensi minimum yang harus dilewati oleh setiap siswa dalam setiap mata pelajaran. Itulah yang ingin kita capai melalui Academic Camp, ungkap Prof. Dadan.
Hal yang menarik dari Academic Camp ini, selain pemantapan materi pelajaran dan strategi belajar, di hari ketiga diisi dengan rihlah ilmiah ke makam dan rumah peninggalan Karel Albert Rudolf Bosscha di Pangalengan.
“Kami ingin mengenalkan Tuan Bosscha yang lahir di s’Gravenhage Belanda pada 15 Mei 1865 dan wafat pada 26 November 1928 di Pangalengan, sebagai seorang Belanda keturunan Jerman yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pribumi Hindia Belanda pada masa itu. Ia pendukung politik etis Belanda sekaligus seorang pemerhati ilmu pengetahuan dan astronomi,” ujarnya.
Pada bulan Agustus 1896, Bosscha membuka lahan perkebunan teh Malabar, dan pada tahun-tahun berikutnya, ia menguasai seluruh perkebunan teh di wilayah Pangalengan.
Bosscha juga berperan penting dalam pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng – sekolah tinggi teknik di Hindia Belanda (sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung-ITB).
Pada tahun 1923-1928, Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana pembangunan Observatorium Bosscha atau peneropongan bintang terbesar di Lembang.
Tanggal 26 November 1928 ia meninggal beberapa saat setelah dianugerahi penghargaan sebagai Warga Utama kota Bandung dalam upacara kebesaran yang dilakukan Gemente di Kota Bandung.
Pada akhir hayatnya, karena kecintaannya pada perkebunan teh Malabar, dia meminta agar jasadnya disemayamkan di tengah Perkebunan Teh Malabar, ungkap Prof. Dadan.
Kami sengaja mengajak para siswa untuk mengunjungi rumah Bosscha dan makamnya di tengah perkebunan teh Malabar, Pangalengan, agar mengetahui sejarah perintis perkebunan dan orang Belanda yang peduli pada dunia pendidikan, ilmu pengetahuan, dan astronomi yang menetap di Pangalengan Kabupaten Bandung hingga akhir hayatnya.
Semoga kegiatan Academic Camp berjalan lancar dan memberi pengetahuan dan pengalaman yang luas bagi siswa PCI, tutup Prof. Dadan.( Icha )
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari bandungraya.net di Google News.
Discussion about this post