Bandungraya. net – Soreang | Rencana pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) X DPD Golkar Kabupaten Bandung, awalnya akan digelar pada 24 Desember 2020. Lalu ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.
Menanggapi hal tersebut, Sekjen Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) Kabupaten Bandung Andi Mutaqin mengatakan, sebagai organisasi yang didirikan Partai Golkar, MDI memiliki hak berbicara dan suara dalam pelaksanaan Musda Partai Golkar.
“Sesuai hak, sebagai Organisasi yang didirikan. Kami memiliki keinginan, Golkar harus kembali bangkit dan tetap Seksi,” kata Andi saat dihubungi Jurnal Soreang, Kamis 7 Januari 2021.
Menurut Andi, sejak pertengahan Desember 2020 lalu. Beberapa grup internal dan media Sosial (Medsos), diramaikan dengan munculnya beberapa nama tokoh partai Golkar masuk dalam bursa calon ketua DPD.
“Ada Kang Dadang M Naser, Sugianto, Pak Yanto, Kang Deding Isak, H.Anang Susanto dan beberapa nama lainnya. Kami terus mengikuti perkembangan bursa calon ketua DPD. Hingga saat ini, yang rame diperbincangkan mengerucut jadi dua nama, yaitu Pak H.Anang Susanto dan Kang Dadang M.Naser,” jelasnya.
Menyikapi hal tersebut, pihak bersama para pengurus MDI Kabupaten Bandung, yang notabese para Ustad dan ulama menggelar rapat internal. “Alhamdulillah banyak masukan dari para pengurus agar para pengurus tetap solid dan bagaimana mempertahan marwah kebesaran partai. Dan harapan bagaimana Golkar kedepannya,” jelasnya.
Dalam rapat internal MDI, kata Andi, pihaknya membehasa beberapa prosoalan diantaranya, terkait pelaksanaan musda dan figur calon ketua DPD Golkar periode 2021-2026.
“Alhamdulillah hasil rapat internal itu, kami mendapat kesepakata dalam menentukan figur calon ketua DPD yang bisa membawa Golkar kembali bangkit dan seksi. Sesuai hasil kajian secara objektif, MDI memutus untuk memberikan rekomendasi kepada H.Anang Susanto,” akunya.
Keputusan tersebut, kata Andi, hasil rapat internal dan beberapa kajian dan evaluasi dari beberapa moment yang membawa nama besar Golkar.
“Ada tiga momen yang dievaluasi diantaranya hasil Pilgub, Pileg dan Pilbup Kabupaten Bandung Desember 2020 lalu. Dari ketiga momen tersebut, Golkar mengalami kegagalan,” tegasnya.
Selain hasil evaluasi dari momen penting, penetuan pilihan figur calon ketua juga didasari dari kultur partai dan aksesbilitas calon ketua. “Kultur Partai kalau sudah selesai pesta demokrasi selalu menjalin koalisi, dan juga ketua nanti harus memiliki aksesbiltas dengan pihak eksekutif daerah kota/Kabupaten, provinsi dan pusat,” ujarnya.
Berdasarkan tersebut, tegas Andi, MDI memutuskan untuk memberikan rekomendasi suara pada Musda X Golkar Kabupaten Bandung ke tokoh partai yang masih aktif menjadi anggota legislatif. Karena, bisa membawa aspirasi untuk kemajuan partai.
Andi menambahkan, “Agar tidak ada kubu kubuan, penentuan ketua DPD Golkar Kabupaten Bandung dilakukan secara aklamasi. Sebab, kesolidan kader akan membawa golkar kembali bangkit dan seksi,” pungkasnya.(**)
Discussion about this post