BANDUNGRAYA.NET | MENIKMATI waktu luang saat momen libur lebaran di bawah teduhnya pohon-pohon rindang dan sejuknya angin sepoy-sepoy di area Bendung Cibeureum, Jalan Raya Soreang-Ciwidey, Kp. Sungapan Rt 4 Rw 14 , Desa Sadu, Kec. Soreang, Kab. Bandung, jadi tradisi setiap tahun yang dilakukan warga dan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Bandung.
Meski harus menempuh jarak dari daerah asalnya yang lumayan jauh ke lokasi Bendung Cibeureum, mereka menyengaja untuk mencuci karpet-karpet masjid sambil berlibur murah-meriah. Sejak pagi hari, biasanya dari satu pengurus DKM datang ke Bendung Cibeureum dengan jumlah antara 10-15 orang, untuk mencuci karpet yang sudah jadi tradisi tahunan itu.
Seusai semua karpet bersih dicuci di aliran irigasi Bendung Cibeureum, sambil menunggu karpet-karpet kering selama dijemur, mereka biasanya berkumpul di bawah pohon rindang yang ada di sekitar lokasi dengan beralaskan tikar yang sengaja dibawa untuk berkumpul sambil botram.
Seperti yang terlihat pada H+5 Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah atau Rabu (20/6), tiga DKM yang masing-masing datang dengan rombongannya sibuk mencuci dan menjemur karpet-karpet masjid. Masing-masing dari DKM Miftahurrohmat Kp. Cijagra RT 4/RW 10, Desa Cilampeni, Kec. Katapang, DKM Nurul Falah Kp. Sayang RT 1/RW 8, Desa Rancatungku, Kec. Pameungpeuk, dan DKM Al Hidayah Kp. Margahayu RT 2/RW 5, Kec. Margahayu
“Sudah jadi tradisi. Kalau kami biasanya setahun sekali, setiap setelah lebaran saja. Dan kebetulan untuk tahun ini memilih hari ini ( Rabu), soalnya karpetnya untuk dipakai salat Jumat nanti,” ujar pengurus DKM Miftahurrohmat, H. Herdiana (65) saat ditemui di Bendung Cibeureum, kemarin.
Bukan tanpa alasan dirinya bersama pengurus DKM lainnya memilih Bendung Cibeureum untuk dijadikan tempat mencuci karpet. Selain sudah menjadi tradisi, lokasi untuk mencuci dan menjemur sangat mendukung.
Lokasi yang luas untuk menjemur serta aliran air yang besar dari bendungan, dinilai sangat cocok menjadi tempat untuk mencuci sekaligus menjemur karpet. Sambil menunggu karpet kering, warga pun bisa bersantai di bawah pohon rindang
“Kalau mencuci dan menjemur di sini kan luas tempatnya, airnya juga besar. Jadi bisa mencuci banyak gulung karpet sekaligus. Kalau ke laundry kan mahal, terus kalau cuci sendiri di halaman masjid, lokasinya tidak memadai,” katanya.
Biasanya, yang mencuci karpet masjid di bendungan tersebut datang dari berbagai DKM di kecamatan di Kabupaten Bandung, di antaranya dari Katapang, Soreang, Margaasih, Kutawaringin, Pasirjambu, Ciwidey dan yang lainnya. Tak heran lokasi sekitaran bendungan selalu dipenuhi oleh warga yang mencuci dan menjemur karpet hingga satu pekan setelah hari lebaran.
Pada libur setelah lebaran tahun ini, warga dan pengurus DKM yang datang mencuci karpet sudah ramai sejak H+1 lebaran atau Minggu (17/6). “Tadinya kami mau Minggu, tapi pas ngecek kesini ternyata penuh dan tidak ada lapak untuk mencuci dan menjemurnya. Makanya baru sekarang kesininya, kebetulan lagi tidak terlalu penuh,” kata Imaduddin (34) pengurus DKM Nurul Falah.
Dengan adanya tradisi cuci karpet ini pun, menurut Imaduddin, bisa dijadikan ajang silaturahmi antar warga atau pengurus DKM dari berbagai kecamatan. “Kekeluargaannya terasa, soalnya bisa makan bersama sambil gelar tikar di bawah pohon. Apalagi sekarang kan baru lebaran,” ujarnya. (Lily Setiadarma)
Discussion about this post