“Untuk SD ada sekitar 260-an sekolah (25 persen dari jumlah sekolah yang ada), kalau SMP sekitar 25 persen dari 330 sekolah. Tapi itu tidak akan lama, kalau hasilnya bagus, sekitar seminggu dua minggu kemudian sudah bisa meningkat jadi 50 persen. Supaya mudah ngontrolnya, bertahap, jumlah siswa yang masuk 25 persen secara bergilir termasuk jumlah hari setiap harinya digabung dengan yang daring,” terangnya.
Juhana menjelaskan, teknis pelaksanaan PTM terbatas ini bisa dilakukan dua shift mengingat waktu pembelajaran dibatasi. Nantinya satu pelajaran yang awalnya 40 menit, akan disederhanakan menjadi 20 menit tanpa istirahat.
“Karena istirahat jutru ditakutkan, para siswa bercampur. Itu dimaksudkan untuk menjaga euforia, nanti siswa biar tidak kaget, kan sudah lama tidak ketemu teman-temannya.
Dirinya menuturkan, setiap sekolah sudah mempersiapkan sarana dan pra sarana sesuai protokol kesehatan. Mulai dari tempat cuci tangan, tempat duduk berjarak, menyiapkan masker, sampai SOP keluar masuk lingkungan sekolah, keluar masuk perpustakaan dan sebagainya, termasuk penyederhanaan kurikulum yang beradaptasi terhadap masa pandemi. Kemudian para guru sudah divaksinasi, tinggal para siswa yang berangsur-angsur mengikuti vaksinasi.
“Nanti untuk mulai pelaksanaannya, Rabu besok kami ada rapat dengan gugus tugas, kalau kepastiannya hari ini SE sudah ditandatangan pak sekda. Kenapa pa sekda karena kan ada sekolah-sekolah yang di bawah Kemenag,” pungkasnya. (BR.01)
Discussion about this post