Pasirjambu. (BR).- Penggiat Lingkungan Kab. Bandung Eyang Mamet, berprinsip Salah satu konsep pemeliharaan lingkungan dalam Islam adalah perhatian akan penghijauan dengan cara menanam dan bertani. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyediakan berbagai fasilitas yang melimpah untuk bercocok-tanam, menanam pepohonan, sayur-sayuran, dan semacamnya.
Menurutnya, Dalam hal ini Allah Swt. telah berfirman, “Dan Dia lah yang menurunkan air hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak. Dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am, 6:99).
” Dalam firman-Nya yang lain dinyatakan bahwa, “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-sebaiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon korma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.” (QS. Abasa, 80:24-32)”.
Maka Menurut Eyang Mamet, lihatlah bagaimana dari tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan manfaat dan nikmat yang dapat membantu memenuhi segala kebutuhan manusia, ujarnya.
Imam Al-Qurthubi mengatakan di dalam tafsirnya, “Bertani merupakan bagian dari fardhu kifayah, maka pemerintah harus menganjurkan manusia untuk melakukannya, yang salah satu bentuk usaha itu adalah dengan menanam pepohonan”.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda, “Tiadalah bagi seorang muslim yang menanam suatu tanaman, atau menanam suatu pohon, lalu sebagian dari hasilnya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang ternak, kecuali hal tersebut merupakan shadekah baginya.” (HR. Syaikhan melalui Anas r.a.).
Diutarakannya, Barang siapa yang menanam suatu tanaman atau pohon atau pepohonan, lalu sebagian dari hasilnya ada yang dimakan oleh burung, manusia, atau hewan, maka hal itu menjadi amal shadakah baginya, yakni dicatatkan pahala shadekah dari tiap-tiap buah atau biji-bijian miliknya yang dimakan.
Kemudian dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Apabila seorang muslim menanam, maka apa yang dimakan darinya merupakan shadaqah, dan yang dicuri darinya juga shadaqah, apabila dimakan oleh binatang buas juga shadaqah, apabila dimakan oleh burung juga shadaqah, ataupun diambil oleh seseorang juga dinamakan shadaqah.” (HR. Bukhari).
Menueutnya Pula, Yang perlu dicermati dari para petani dan penanam dengan pahala shadaqah tadi, adalah dari apa yang diambil dari tanaman mereka, meskipun tidak diniatkan untuk itu, namun yang terpenting adalah keinginannya untuk menanam dan segala apa yang dapat diambil faedah darinya, akan mendapatkan pahala.
Seorang sahabat Rasulullah mengatakan bahwa dia pernah mendengar dengan telinganya sendiri ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barang siapa menanam pepohonan, dan menjaganya dengan sabar, serta merawatnya hingga berbuah, maka segala sesuatu yang menimpa terhadap buah-buahnya akan dianggap shadaqah di jalan Allah.” (HR. Ahmad).
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa seseorang berjalan di depan Abu Ad-Darda’, ketika itu dia sedang menanam pohon asam, maka orang itu berkata, “Kenapa kamu menanam pohon ini sedang kamu sudah lanjut usia, sedangkan pohon itu akan berbuah dalam rentang waktu yang amat lama?” Maka Abu Ad-Darda’ menjawab, “Saya hanya mengharapkan pahalanya, dan biarlah orang lain yang memakan buahnya.”
Ada kisah yang diriwayatkan dari Imarah bin Khuzaimah bin Tsabit mengatakan bahwa; Dia pernah mendengar perkataan Umar bin Khathab pada ayahnya, “Apa yang menghalangi kamu untuk menanami tanahmu?” Ayahku menjawab, “Saya orang tua yang bisa jadi akan mati besok!” Selanjutnya Umar berkata, “Aku yakin kamu akan tertipu dengan umurmu!” Kemudian saya melihat Umar bin Khathab bersama ayah menanam sendiri dengan tangannya.” (Kumpulan hadits shoheh by Al-Albani).
Umar, dalam kapasitasnya sebagai seorang khalifah merasa bertanggung jawab untuk menfungsikan tanah-tanah dengan tanaman, seraya mengingatkan sahabat-sahabatnya dan membantu mereka dengan tangannya sendiri. Kisah di atas merupakan perlambang yang sangat berkesan dari perasaan tanggung jawab.
Jelas Eyang, Inilah salah satu bentuk perhatian yang sangat besar dari para sahabat terhadap penanaman pohon dan penghijauan. Semua itu berdasarkan bimbingan Al-Qur’an dan sunnah untuk menghijaukan bumi, yang darinya kemudian terciptalah kebun-kebun dan tumbuh-tumbuhan yang indah nan rupawan.
Rasulullah Shalallahu Alahi wa Sallam telah bersabda, “Apabila Hari Kiamat telah dibangkitkan, dan pada salah satu dari kamu memegang batang pohon korma, maka bergegaslah menanam.” (HR. Ahmad dan Bukhari).
Hadits ini merupakan hadits yang paling kuat anjuran untuk menanam pohon, karena ia menunjuk pada sebuah pola pengembangan terhadap alam, yang dalam pengalamannya telah menghasilkan produk yang sangat banyak. Alam dengan fitrahnya yang selalu menghasilkan sumber kekayaan tanpa pamrih, bagaikan sumber cahaya yang selalu mengalir, tidak pernah berhenti.
Lebih Jauh Eyang Mamet mengatakan, Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan, bahwa penghijauan memiliki faedah yang sangat banyak. Seperti menurunkan sengatan panas cahaya matahari, membantu terciptanya keseimbangan alam, dan menyerap air, menyerap suara-suara gaduh, serta menyerap bahaya-bahaya dari sampah industri.
Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda, “Tiada seseorang pun menanam suatu tanaman melainkan Allah menuliskan pahalanya sesuai dengan kadar buah-buahan yang dihasilkan dari tanamannya.” (HR. Ahmad melalui Abu Ayyub r.a.).
Pungkasnya, Barang siapa menanam sebuah pohon, maka kelak ia akan memperoleh pahala yang sama dengan buah-buahan yang dihasilkan dari pohon yang ditanamnya itu. Semoga. KADIR. ( red)
Discussion about this post