Bandung (BR.NET).- Forum Konstituen Kabupaten Bandung menyoroti cara kampanye ‘kotor’ yang dilakukan tim “Bandung Menawan”. Tim pasangan nomor urut 1 itu disinyalir melakukan cara-cara kampanye negatif dengan menyebar hoax dan melakukan kampanye hitam.
Ketua Forum Konstituen Kabupaten Bandung, Umar Alam mengaku prihatin menyaksikan tim kampanye pasangan Sahrul Gunawan-Gungun Gunawan yang tampak dengan sengaja melakukan cara-cara kotor dalam menjalankan kampanye. Menurut Umar, mereka seolah menghalalkan segala cara dalam meraih simpati masyarakat.
“Masyarakat bisa lihat di medsos maupun ketika kampanye di lapangan, tim Bandung Menawan justru menggunakan kampanye negatif dan menyebar hoax. Menjelek-jelekan calon lain. Ini adalah cara-cara kotor dan tidak menawan,” kata Umar dalam diskusi dengan awak media, Minggu (20/10).
Ia menyebut Tim Bandung Menawan yang menggunakan cara-cara kampanye kotor seolah menunjukkan tanda-tanda tidak percaya diri (pede) sekaligus kepanikan karena calon mereka takut kalah di Pilkada Kabupaten Bandung 27 November mendatang.
Tak hanya itu, Forum Konstituen juga menyebut Tim Bandung Menawan seperti tidak memiliki gagasan kreatif yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Alhasil, mereka lebih banyak “menggoreng” dengan menyebar hoax tentang pesaingnya pasangan Dadang Supriatna-Ali Syakieb.
“Mereka menyebarkan kampanye negatif dengan menjelek-jelekkan Dadang sebagai Bupati Bandung. Padahal, selama menjabat, Dadang Supriatna telah banyak melakukan program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Ia mencontohkan tim kampanye Bandung Menawan kerap kali menggiring narasi-narasi hoax untuk ‘menyerang’ pasangan Dadang Supriatna-Ali Syakieb. Narasi dan kampanye hitam itu kerap dilontarkan tim Bandung Menawan ketika bertemu masyarakat maupun melalui medsos.
“Contohnya, Program insentif guru ngaji diklaim. Mereka ngaku-ngaku ini program mereka. Ini hoax besar. Faktanya, masyarakat juga tahu, siapa penggagas program luar biasa ini, yaitu Kang DS,” ungkap Umar.
Contoh hoax lainnya, tim paslon Sahrul-Gungun sering menggoreng isu bahwa Bupati Dadang Supriatna mewajibkan iuran bagi PNS Kabupaten Bandung untuk kepentingan kampanye. Padahal faktanya, kata Umar, Dadang Supriatna hanya mewajibkan zakat profesi diserahkan ke Baznas untuk disalurkan kepada fakir miskin dan mustahiq lainnya.
“Ada juga hoax lainnya, Dadang Supriatna disebut mewajibkan iuran PMI kepada masyarakat untuk kepentingan pribadi. Itu hoax. Padahal faktanya, iuran PMI itu sudah berjalan sejak lama dan dananya untuk kepentingan PMI sendiri. Ada banyak hoax lainnya yang mereka sebar,” kata dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Dzohiri, anggota Forum Konstituen lainnya. Selain menggunakan cara-cara negatif dalam berkampanye, lanjut dia, tim Bandung Menawan juga banyak mempertontonkan ‘kedunguan’ dan membuat gaduh di masyarakat.
Masih tertanam dalam ingatan masyarakat Kabupaten Bandung, kata Imam, ketika seorang mantan Bupati justru membuat kegaduhan dengan menggiring narasi negatif bernada menyerang serta memelintir aturan penggunaan fasilitas pemerintah karena calon jagoannya tidak diizinkan menggunakan fasilitas negara.
“Enggak layak seorang mantan bupati menyerang calon lain karena memaksa ingin menggunakan fasilitas pemerintah. Seorang mantan bupati harusnya berbicara kondusifitas daerah. Bikin sejuk, bukan malah bikin gaduh dan panas. Bagi saya itu kedunguan,” tutur Imam.
Cabup nomor urut 2 Dadang Supriatna juga diserang isu hoax lainnya. Dadang Supriatna dinarasikan sering mempersulit layanan publik dan terlibat dalam permasalahan hukum. Ia menyebut tudingan yang ditujukan itu hoax dan fitnah.
“Padahal faktanya Bupati dan Cabup Dadang Supriatna ini diakui kinerjanya oleh pemerintah pusat dengan meraih penghargaan pelayanan publik terbaik di Indonesia dan Pemkab Bandung menjadi percontohan pemerintah daerah anti korupsi di Indonesia,” tegas Imam.
Dadang Supriatna juga diserang hoax melakukan pemotongan honor
Dadang Supriatna juga diserang hoax melakukan pemotongan honor pegawai honorer. Padahal faktanya, di jaman kepemimpinan Bupati Dadang Supriatna lah sekitar 7 ribu orang pegawai honorer diangkat derajatnya menjadi pegawai P3K.
Tak hanya itu, Cabup Dadang Supriatna juga telah membuktikan prestasinya dengan menunjukkan berbagai kemajuan selama 3,5 tahun menjadi Bupati Bandung. PAD Kabupaten Bandung dari awalnya hanya Rp 960 miliar, menjadi Rp 1,4 triliun.
“Selain itu APBD Kabupaten Bandung yang asalnya peninggalan bupati sebelumnya hanya Rp 4,6 triliun, hanya dalam waktu 3 tahun melonjak jadi Rp 7,4 triliun. Ini prestasi luar biasa. Artinya Dadang Supriatna tidak tidur. Dia kerja siang malam untuk masyarakat,” tuturnya.
Imam juga menyoroti program yang ditawarkan oleh pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung “Bandung Menawan” yang hanya sekadar “bualan” dan menjiplak program pasangan incumbent, Dadang Supriatna-Ali Syakieb (Bedas). Contohnya, meningkatkan program insentif guru ngaji dan memberikan BPJS gratis bagi masyarakat.
“Mereka hanya mengulang program yang sudah ada dan terbukti berhasil dijalankan oleh Dadang Supriatna. Program insentif guru ngaji dan pemberian BPJS gratis, itu semua sudah dijalankan oleh Kang DS. Lalu apa konsep Sahrul? Masa mau mengikuti program Kang DS. Secara tidak langsung Sahrul mengakui keberhasilan program Dadang Supriatna dong,” jelas Imam.
Lebih lanjut, ia mempertanyakan kredibilitas program “Bandung Menawan” yang dianggap hanya sekadar janji manis tanpa bukti nyata.
“Kami khawatir program-program mereka hanya akan menjadi bualan belaka. Masyarakat harus jeli dalam memilih pemimpin, jangan sampai terbuai janji-janji yang tidak realistis,” ungkap Imam. (Gum/ Awing )
Discussion about this post