SOREANG. (BR).- Wakil Bupati Bandung mengimbau masyarakat di Kabupaten Bandung bisa menggunakan besek atau bahan lainnya selain kantong plastik saat pembagian daging kurban di hari Raya Idul Adha mendatang. Hal itu untuk mengurangi penggunaan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.
“Kalau memungkinkan warga dapat mengurangi kantung plastik saat pembagian daging kurban,” ujarnya pada bandungraya.net disela-sela mengecek hewan kurban penjual di Soreang, Rabu (7/8).
Menurut H. Gun Gun Gunawan, penggunaan besek atau yang lainnya bisa mendorong usaha kreatif. “Imbauan ini bagi yang memungkinkan dan tersedia sehingga dapat menjaga lingkungan dan sampah plastik tidak begitu banyak pas hari H dan Tasyrik,” ujarnya.
Gun Gun mengatakan hal ini sudah disosialisasikan sejak beberapa waktu lalu membuat pengrajin besek dan lainny kebanjiran pesanan. Sehingga keberadaannya di pasar relatif berkurang dan harganya yang relatif dikeluhkan warga.
Gun Gun mengatakan ke depan masyarakat bisa mempersiapkan dahulu sehingga penggunaan besek bisa lebih banyak. Hal ini juga dapat di jadikan edukasi dan mengurangi sampah kantong plastik,” imbuhnya.
Kata Gun Gun pula, Pemkab Bandung berharap seluruh penjual hewan kurban bisa memasang informasi tentang kondisi hewan kurban yang dijual. Sehingga memberikan informasi lebih banyak kepada konsumen dan mereka aman untuk membeli.
“Kepada penjual hewan kurban bisa menjaga pelayanan, kebersihan dan kesehatan sesuai syariat. Sehingga pembeli akan tenang menjalankan ibadah idul Adha,” jelasnya.
Sementara kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung H.Tisna Umaran pada bandungraya.net menuturkan, selama pemeriksaan hewan kurban sebanyak 1.845 ekor hewan kurban yang dijual para pedagang di Kabupaten Bandung dinyatakan masih belum cukup umur. Sehingga, hewan-hewan tersebut dilarang untuk dijual kepada masyarakat. Hal itu berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas dari Dinas Pertanian (Distan).
“14.710 ekor yang diperiksa dari 212 tempat penjualan. Sebanyak 12.757 ekor dinyatakan sehat dan layak dijual sedangkan 1.845 ekor belum cukup umur, kebanyakan domba. 110 ekor sakit,” ujar Kepala Distan Kabupaten Bandung, Tisna Umaran saat memeriksa hewan kurban di Soreang, Rabu (7/8).
Ucap Tisna, pihaknya mengimbau kepada para pedagang di Kabupaten Bandung tidak boleh menjual hewan kurban yang masih belum cukup umur. Kemudian memisahkannya dari hewan kurban yang sehat, dan siap untuk disembelih.
“Kalau masih membandel, kita terus edukasi pedagang dan konsumen dengan pendekatan agama,” katanya. Dirinya mengatakan hewan kurban yang belum cukup umur yaitu masih berusia dibawah satu tahun untuk domba dan dua tahun untuk sapi.
“Cirinya itu sudah cukup umur giginya punglak. Pedagang masih belum tahu dan melihat bobot yang besar padahal belum cukup umur,” katanya. Dirinya mengatakan bagi masyarakat yang hendak membeli hewan kurban agar memperhatikan label sehat yang dikeluarkan dinas.
Terkait dengan imbauan memakai besek untuk menyimpan daging hewan kurban, dirinya mendukung langkah tersebut. Sebab hal itu merupakan langkah mengurangi pemakaian plastik. Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi.
Sebagian pedagang hewan kurban Sapi di wilayah Soreang, Kabupaten Bandung mengeluhkan kondisi pasar yang ada tengah mengalami penurunan dalam membeli hewan untuk kurban. Akibatnya, penjualan hewan tahun 2019 relatif berkurang dibandingkan pada 2018.
Salah seorang pedagang hewan kurban Lembu Sakti di Soreang, Agus Salam mengungkapkan jika pada tahun 2018 dirinya menyediakan hampir 200 ekor sapi. Namun pada 2019 hanya menyiapkan 120 ekor sapi yang diperoleh dari wilayah Jawa Barat.
“Tahun lalu 2018 siapin 200 sapi dan yang terjual 170 ekor sapi. Sekarang nyiapin hanya 120 ekor sapi dan yang terjual sekitar baru 113 ekor sapi,” ujarnya saat ditemui di Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (7/8).
Dirinya menyebutkan salah satu penurunan stok disebabkan kondisi pasar di Jawa Barat yang tengah menurun dalam hal membeli hewan kurban. Sehingga pihaknya memilih mengurangi menyediakan sapi.
“Penyuplai sapi di Jawa Tengah bilang kalau daya serap hewan kurban di Jawa Barat lagi turun. Sehingga itu jadi perkiraan,” katanya.
Menurutnya, salah satu penyebabnya karena bulan-bulan kemarin terdapat momen di masyarakat yang harus mengeluarkan dana besar seperti tahun ajaran masuk sekolah. “Ada beberapa kegiatan masyarakat yang sebelumnya membutuhkan dana,” katanya.
Dirinya mengatakan jika 113 ekor sapi yang sudajh terjual dipesan 60 persen dari Kota Bandung sedangkan 40 persen berasal dari wilayah lainnya. Saat ini kenaikan harga satu ekor sapi berkisar Rp 1.5 juta hingga Rp 2 juta.
“Yang paling tinggi harganya Rp 85 juta sekitar 1 ton lebih. Kita beli dari Jawa Tengah,” pungkas Agus. (BR.01)
Discussion about this post