Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, sekitar pukul 03.00 WIB sampai 03.30 WIB geladak haluan KRI Nanggala masih terlihat oleh tim penjejak sea rider dalam jarak 50 meter.
Kemudian pada pukul 03.46 WIB, sea rider memonitor periskop dan lampu pengenal dari KRI Nanggala yang mulai menyelam dan tidak terlihat.
“Pada 03.36 sampai 03.46 WIB , terus menerus memanggil Nanggala tapi tak ada respons. Jadi seharusnya saat tenggelam masih ada periskop, masih kelihatan, namun ini langsung tenggelam, tidak ada periskopnya,” ujarnya.
Sesuai estimasi jadwal, seharusnya KRI Nanggala timbul pada pukul 05.15 WIB. Namun saat itu, KRI Nanggala tidak timbul di permukaan.
Pihaknya lalu memberlakukan isyarat sub missed pada pukul 06.46 WIB. Seluruh unsur dikerahkan untuk mencari KRI Nanggala-402 dan latihan ditunda.
Yudo pun menjelaskan cadangan oksigen yang terdapat di kapal selam KRI Nanggala-402 mampu bertahan sampai 72 jam dari kondisi black out.
“Jadi kemampuan oksigen apabila kondisi black out itu mampu 72 jam. Jadi kurang lebih 3 hari. Mudah-mudahan sebelum itu bisa ditemukan,” terangnya.
Namun, setelah lebih dari 72 jam kapal buatan Jerman itu belum berhasil ditemukan. Seluruh upaya telah dikerahkan untuk mencari kapal diawaki 53 orang personel TNI itu.
Sejumlah negara juga telah mengirimkan bantuan guna mencari kapal yang telah dioperasikan TNI AL sejak 1981 itu. Negara-negara yang membantu antara lain Singapura, India, Australia, Amerika Serikat, dan Malaysia.
Discussion about this post