GARUT, (BR).- Hari Pangan Sedunia atau World Food Day diperingati setiap tanggal 16 Oktober. Tema Hari Pangan Sedunia tahun 2022, sebagaimana dikutip dari laman Food and Agricultural Organization (FAO) adalah “Leave no one behind.” (Jangan tinggalkan siapa pun)
Indra Kristian Kader PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Kabupaten Garut yang juga Bacaleg DPRD Garut dapil 5 mengatakan, tema ini sebagai pengingat bahwa dalam kemajuan pembangunan, masih banyak orang yang tertinggal dan faktanya jutaan orang tidak mampu membeli makanan sehat.
“Tujuan peringatan Hari Pangan Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat akan pentingnya penanganan masalah pangan, baik di tingkat global, regional maupun nasional,” kata Indra usai mengahadiri puncak peringatan Hari Pangan Sedunia di Desa Keramat Wangi Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut. Minggu (13/11/2022).
Menurut dia, pemborosan pangan juga menjadi isu yang banyak mendapatkan perhatian publik. FAO memperkirakan bahwa sekitar sepertiga dari makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia, hilang atau terbuang antara proses panen dan proses konsumsi, yang dikenal sebagai Food Loss and Waste (FLW).
Lanjut Indra, berdasarkan data pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebanyak 40,3% timbulan sampah di Indonesia merupakan sampah makanan. Indonesia juga diklaim sebagai negara penghasil FLW terbesar kedua di dunia, diperkirakan mencapai 300 kg per kapita per tahun.
“Dari hasil kajian Food Loss and Waste di Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2021), disebutkan bahwa timbulan FLW menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp 213-551 triliun/tahun atau setara dengan 4-5% PDB Indonesia per tahun,” terangnya.
“Dari kacamata sosial, kehilangan kandungan energi yang hilang akibat FLW diperkirakan setara dengan porsi makan 61 juta-125 juta orang per tahun,” imbuhnya.
Dikatakan Indra, hal ini akan menimbulkan krisis ekonomi yang diperkirakan akan melanda dunia pada tahun 2023, cukup mencemaskan negara-negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
“Garut sebagai daerah agraris akan lebih siap menghadapi krisis pangan. Garut adalah daerah pertanian, 70 persen masyarakat Garut adalah petani. Bicara masalah ketahanan pangan, Insya Alloh masyarakat Garut akan lebih siap dibanding daerah lain,” ungkapnya. (BR-72).
Discussion about this post