Soreang. (BR)- Pengamat politik yang juga seorang pakar otonomi daerah serta seorang dosen perguruan tinggi yang ada diwilayah kab. Bandung, dan pernah duduk sebagai seorang pejabat dilingkungan pemerintah kab. Bandung, yang sudah makan garam dan tau persis perkembangan baik politik maupun roda pemerintahan yang berjalan dikab. Bandung, berpendapat bahwa hengkangnya sesorang dari satu parpol ke parpol lainya itu bukanlah penomena pertama dalam kancah politik, hal itu disampaikan H. Jamu kertabudi pada bandungraya. net Rabu ( 29/07/2020).
Menurut orang yang akrab disapa Kang Jamu ini, menuturkan bahwa pindah partai atau hengkang dari satu partai dan berlabuh ke partai lain sudah menjadi hal biasa atau bisa dikatakan trend baru dikancah perpolitikan di Indonesia baik di level nasional maupun Daerah., ucapnya.
” Motifnya adalah faktor kekecewaan, atau merasa diperlakukan secara tidak fair. Yang lebih konkrit biasanya merasa tidak terakomodir baik dari aspek gagasan, konsep maupun aspek kepentingan politik secara personal “,imbuh kang Jamu.
Diutarakan Jamu Kertabudi, tidak terkecuali jelang Pilkada 2020 di Kab. Bandung, seorang kader Golkar Dadang Supriatna Anggota DPRD Prop. Jabar hengkang dari Golkar dan menjadi bakal calon bupati berpasangan dengan Sahrul Gunawan sebagai bakal calon wakilnya yang diusung koalisi PKB-Nasdem.
Dijelaskan Kang Jamu, hal yang sama pernah terjadi pada pilkada 2018 di Kab. Bandung Barat, dimana Aa Umbara kader PDIP hengkang dari partainya menjadi paslon AA Umbara-Hengky Kurniawan diusung oleh koalisi Nasdem-PKS-Demokrat-PAN. Dan akhirnya mendapat kepercayaan masyarakat menjadi Bupati Bandung Barat periode 2018-2023, papar Kang Jamu.
Menurut kang Jamu pula, lantas apakah Dadang Supriatna akan bernasib sama dengan Aa Umbara ?. Sudah barang tentu jawabannya belum tentu, pungkasnya. (BR.01)
Discussion about this post