Bandung (BR.NET).- Menanggapi Drop Out siswa dan Bullying yang dilakukan siswa kepada siswa lainnya, hal ini mendapatkan tanggapan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bandung yang juga sebagai salah seorang Akademisi asal Kab. Bandung.
Menurut Prof. Dr. H. Toto Sutarto Gani Utari M. Pd menuturkan bahwa Karakter itu prilaku permanen yang muncul pada seseorang, berarti karakter dibentuk dan akan tersimpan selamanya pada memori pemiliknya.
“Belakangan karakter sering dibicarakan, karena muncul karakter-karakter ekstrim di masyarakat.”
Kemudian dilakukan upaya pembinaan karakter, hingga diupayakan masuk ke dalam kurikulum sekolah dengan sebutan “penguatan Pendidikan karakter” ujarnya, Jumat 1 Maret 2024.
Tapi mengapa tidak ada hasil yang menggembirakan? Jawabannya, karena tidak dimulai denga apa yang dimaksud karakter dan bagaimana terbentuknya.
Kemudian muncul berita-berita lebih mengkhawatirkan yang disebut perundungan atau bullying (prilaku menyimpang), sehingga orang tua gelisah melepas putra/putrinya ke luar rumah.Prilaku ini termasuk salah satu jenis karakter, Ungkapnya.
Dikatakan Toto Sutarto, Dalam Islam ada yang disebut Ahlaq, yang artinya prilaku permanen yang keluar secara spontan, atau keluar tanpa melalui proses berpikir, karena pengertiannya sama maka bisa disebut karakter.
Karena karakter atau ahlaq keluarnya spontan maka pemiliknya tidak menyadari, cenderung dipertahankan, bahkan menganggap bahwa yang selain itu salah, jelasnya.
Perilaku menyimpang adalah prilaku yang tidak layak dilakukan oleh semua orang di lingkungannya, sehingga apabila prilaku tersebut muncul lingkungannya akan terganggu bahkan tersakiti terjadi pada orang mulai usia lima tahun ke atas.
“Perilaku menyimpang akan disadari oleh pemiliknya apabila tergelincir akibat prilakunya tersebut, sayangnya prilaku ini karena termasuk karakter akan permanen sehingga tidak bisa berubah, diperbaiki atau dihapus “.
Sambung Ketua Dewan Pendidikan, Untuk merubahnya harus dibangun prilaku baru yang lebih kuat dari prilaku menyimpang yang dimaksud. Apabila sudah actionnya tidak muncul prilaku menyimpang tadi masih ada polanya di dalam memori, sehingga setiap saat akan muncul Kembali apabila ada stimulus yang kuat.
Sudah benar apabila ada sekolah yang memisahkana peserta didik berprilaku menyimpang dijauhkan dari peserta didik lainnya, apabila sudah diupayakan untuk membangun prilaku baru untuk menenggelamkan prilaku menyimpangnya tidak berhasil, Tutur Prof. Toto Sutarto.
Dengan demikian, bahwa Prilaku dibangun mulai dari rumah (lingkungan keluarga), kemudian bila keluar rumah akan dijadikan dasar untuk membangun prilaku berdasarkan stimulus dari masyarakat.
Bila prilaku dari lingkungan keluarga kualitasnya bagus maka akan mampu mengendalikan lingkungan, sebaliknya bila prilaku dari linkungan keluarga kualitasnya jelek atau lemah maka prilakunya akan dikendalika oleh stimulus di lingkungan masyarakat, Paparnya.
” Sering orang tua tidak tahu anaknya berprilaku menyimpang di luar rumahnya, karena tidak merasa membentuk prilaku seperti itu di rumahnya, “.
Sekolah merupakan salah satu lingkungan anak dalam membentuk prilakunya. Sekarang ada tiga lingkungan buat anak untuk membangun peilakunya; keluarga, masyarakat dan sekolah.
Seharusnya sekolah yang dominan pembentuk prilaku, karena sekolah dikendalikan oleh kurikulum, strategi, metode dan pendekatan, semua direncanakan.
Sehingga orang tua merasa tenang apabila anaknya sudah menjadi salah seorang peserta didik sebuah sekolah, permasalahannya kemudian adalah prilaku anak saat masuk sekolah seperti apa, Tegas Prof. Toto.
Ada kewajiban yang harus disusun yaitu rambu-rambu oleh sekolah agar tidak ada calon peserta didik yang berprilaku menyimpang dari keinginan kurikulumnya. Kelemahan system penjaringan akan menyebabkan kecolongan, sehingga bebera peserta didik berprilaku menyimpang.
Menurut Prof. Toto Sutarto, akan lebih berat apabila peserta didik yang berprilaku menyimpang ini bersatu. Mari kita lakukan pencegahan Bersama antara keluarga, masyarakat dan sekolah agar prilaku menyimpang, atau perundungan, bullying tidak terjadi di satuan Pendidikan. (Nadila/Icha)
Discussion about this post