Kab. Bandung (BR).- Pemerintah Kab. Bandung melalui Dinas Pendidikan nampak harus kembali menertibkan persekolahan yang ada diwilayah Dinas Pendidikan mulai dari Jenjang Kelompok Belajar (KOBER), Taman Kanak Kanak (TK ), Pusat Kelompok Belajar Masyarakat ( PKBM) hingga ke Jejang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik Negeri maupun swasta.
Hal ini patut dilakukan, dengan banyaknya permasalahan yang bermunculan di lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung, yang beragam jenis dan corak.
Mulai dari terjadinya KOBER / TK piktip, hingga pengelembungan / Murk Up siswa, dan banyaknya overload siswa ditingkat sekolah menengah Pertama ( SMP) , hal ini pun sempat menjadi bahan pembicaraan para kepala sekolah swasta yang ada di kabupaten Bandung.
“Hingga sempat pula Dinas Pendidikan Kab. Bandung tercorengan dengan terjadinya OTT Tim Sapu Bersih Saber Pungli Jabar “.
Benar pula apa kata Tokoh Pendidikan Kab. Bandung Prof. DR. H. Toto Sutarto Gani Utari M. Pd dalam web. bandungraya.net sebelumnya, Ia mengatakan bahwa Karakter seseorang itu sudah ada sejak mahluk hidup diciptakan, karena karakter merupakan prilaku permanen setiap mahluk hidup, Prilaku itu sendiri muncul karena proses belajar, Tutur Dia
Menurutnya, ” setidaknya di tahun 1990an karakter baru mulai rame dibicarakan? Karena mulai bermunculan karakter-karakter ekstrim di masyarakat”.
“Karakter bisa dilihat pada orang lain, karena pemiliknya cenderung tidak tahu atau tidak menyadari bahwa dirinya memiliki karakter tersebut, Sering orang memberi nasehat pada orang lain agar tidak berprilaku seperti yang biasa dilakukannya, orang yang mendapat nasehat merasa disudutkan karena yang bersangkutan tidak merasa dirinya seburuk itu, bahkan sering orang memberi nasehat kepada orang lain, padahal dirinya juga berprilaku seperti itu. Begitulah karakter, bisa dilihat pada orang lain dan tidak bisa dirasakan atau disadari yang ada pada dirinya sendiri, ” Paparnya.
” Semua orang berkepentngan dengan karakter orang lain, munculah upaya membentuk karakter, siapa yang paling diharapkan untuk membentuk karakter? “.
Dikatakan Toto Sutarto, Dengan sendirinya mereka yang profesinya membangun prilaku, yaitu para pendidik, semua laras ditujukaan kepada para pendidik yang pelurunya berupa tanggung jawab terhadap karakter bangsa, prilaku menyimpang para peserta didik, kurikulum yang mengutamakan affektif, dan peluru-peluru lain yang di arahkan ke pendidik.
Berhasilkah para pendidik menepis semua peluru tersebut?, sulit dinyatakan berhasil, karena ternyata dari tahun 1990an hingga saat ini karakter bangsa semakin tidak membanggakan, penyimpangan prilaku peserta didik justru semakin mengemuka saat ini, kurikulum yang mengutamakan affektif semakin membingungkan para pelaksana Pendidikan di lapangan, Jadi ada yang salah pada semua upaya membangun karakter bangsa,” Kata Dia.
Masih menurut Prof. DR. H. Toto Sutarto Gani Utari M. Mp Mengapa tidak bisa mewarnai Pendidikan karakter yang diharapkan? Karena yang ditawarkan pada lounching tersebut tidak menjadi soko penguatan Pendidikan karakter Nasional, Dimana kesalahan utama dari semua ini? Sangat mendasar, yaitu tidak dipahami apa itu karakter dan bagaimana terbentuknya, Juga tidak dipahami apa yang mendasari domain Affektif, itu yang tadi disampaikan membingungkan pelaksana Pendidikan di lapangan.
Lantas bagaimana seharusnya? Sangat Panjang dibicarakan di sini, harus dimulai dari merumuskan program dengan benar dan kesungguhan, bila kita berbicara kemajuan pendidikan di Kab. Bandung, dan itu dapat dilakukan untuk mengurangi dan mencedrai, serta mencoreng Dunia Pendidikan.
Untuk membersihkan kembali Nama baik Dunia Pendidikan di Kab. Bandung, Bupati Bandung H. Dadang Supriatna melalui Kepala Dinas Pendidikan, harus tegas dan berani melakukan evaluasi Kinerja para Pengawas dan Penilik, serta para Kepala sekolah yang ada dikabupaten Bandung. (BR. 01)
Discussion about this post