BANDUNG (BR).- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pun menyambut baik rencana pemerintah mendatangkan guru dari luar negeri. Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi mengatakan, tenaga pengajar asing itu bukan didatangkan untuk mengganti guru-guru yang sudah ada, pernyataan ketua PGRI Pusat tersebut mendapatkan tanggapan dari Ketua PD. PGRI Provinsi Jawa Barat.
Menurut Ketua PGRI Provinsi Jawa Barat H. Edi Parmadi pada bandungraya.net menuturkan bahwa rencana dan steatmen Ketua PGRI Pusat itu, sangat dilematis sekali .
Kata Edi, persoalan guru di Indonesia itu ada 2 , yaitu masalah kuantitas dan masalah kualitas, dalam hal kuantitas, moratorium guru yang cukup lama menyebabkan kekurangan masif diseluruh Indonesia. Pemeritah di tahun 2019 mencabut moratorium mengangkat CPNS dan PPPK tapi belum menyelesaikan masalah kekurangan guru.
Masalah Kualitas menurut Edi, UU Sisdiknas mengamatkan bahwa pemerintah berkewajiban untuk membina dan mengembangkan karier dan profesi, UU Guru dan Dosen pun sama Bahwa Organisasi Profesi punya tugas untuk membina profesional guru. Pesan yang terkandung dari 2 UU tersebut, bahwa kekurangan dan kualitas adalah tanggung jawab pemerintah.
“Dalam pelaksanannya tidak menyebutkan harus mendatangkan tenaga guru dari luar negeri. Sepertinya guru lagi yang disalahkan dalam kualitasnya. Kita akui kualitas itu masih sangat memerlukan perhatian. Tapi lebih meng Indonesia kalau peningkatan tersebut memanfaatkan SDM Indonesia saja,” pungkas Edi Parmadi.
Sementara sekretaris PD. PGRI Kab. Bandung H. Maman Sudrajat berkomentar, lebih baik guru kita yang diperbanyak dikirim ke luar untuk belajar berbagi dan menggali pengalaman belajar dan mengajar itupun ke negara yang memang sudah dipandang maju. (BR. 01)
Discussion about this post