Bandung (BR.Net) Calon Wakil Bupati Bandung nomor 2 Ali Syakieb makin gencar berkampanye untuk melalui program Sapa Warga yang digelarnya.
Seharian kemarin, Ali Syakieb berkampanye di beberapa titik di Kecamatan Cangkuang. Setiap titik yang Ali kunjungi, tak luput dari incaran para gadis muda sampai ibu-ibu yang histeris dan berebut berfoto bareng.
Rupanya, hingga sejauh ini warga Kabupaten Bandung lebih mengenal Ali Syakieb sebagai artis, pemain sinetron Tukang Bubur Naik Haji, ketimbang sebagai Cawabup Bandung yang mendamping Dadang Supriatna sebagai calon Bupati Bandung-nya.
Untuk itu Ali pun makin gencar bersilaturahmi dengan warga dan memperkenalkan diri sebagai Cawabup Bandung mendamping Calon Bupati Bandung Dadang Supriatna di Pilbup Bandung 27 November 2024.
“Inti dari Sapa Warga ini saya ingin bersilaturahmi secara berkelanjutan dengan warga Kabupaten Bandung, dengan terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui apa saja yang diinginkan warga Kabupaten Bandung, khususnya untuk lima tahun ke depan,” ungkap Ali saat Sapa Warga di Desa Jatisari Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.
Kedua, imbuh Ali, melalui Sapa Warga dirinya meminta ijin, memohon doa restu dan dukungan dari warga Kabupaten Bandung untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Bandung periode 2024-2029 mendampingi Cabup Kang DS, sapaan Dadang Supriatna.
“Saya orangnya asli Sunda sebenarnya. Saya lahir di Bogor, tapi sudah 3 tahun menjadi warga Kabupaten Bandung di Taman Kopo, Jalan Burujul Desa Merkar Rahayu, Kecamatan Margaasih, bersama keluarga besar dari istri saya. Saya mohon ijin memperkenalkan diri sebagai calon wakil bupati. Jadi, bukan sebagai artis sinetron lagi di sini,” selorohnya.
Pada tiap kesempatan Sapa Warga, Ali pun kerap menyempatkan berdialog dengan masyarakat yang disapanya, untuk menampung aspirasi mereka. Bahkan tak jarang cawabup yang diusung Partai Gerindra ini menerima kritikan dari warga.
“Saya juga pernah dikritik soal jalan yang rusak dan tak kunjung diperbaiki. Saya pikir, waduh jadi wakil bupati juga belum sudah dikritik” beber Ali.
Usut punya usut, ternyata status jalan rusak yang dikeluhkan warga itu merupakan jalan desa. “Ya, saya jelaskan saja kalau memang status jalannya milik desa, itu pemerintahan desa yang harus memperbaikinya dengan sumber dana dari Alokasi Dana Desa,” tutur Ali.
Begitu pula kalau statusnya jalan milik kabupaten, baru diajukan perbaikannya ke Pemkab Bandung melalui Dinas PUTR. Jika status jalannya miliki provinsi ya ke Pemprov Jabar, hingga ke status jalan milik nasional yang perbaikan dan pemeliharaannya dilakukan pemerintah pusat.
Pada tiap kesempatan itu Ali juga terus mensosialisasikan 13 program Bupati Bandung Bedas yang terealisasi dengan baik, serta beragam prestasi dan keberhasilan pembangunan selama 3,5 tahun Kang Dadang Supriatna menjabat Bupati Bandung.
Menurutnya, semua program yang sudah dirasakan manfaatnya oleh warga Kabupaten Bandung akan terus dilanjukan dan ditingkatkan pada periode kedua kepemimpinan Kang Dadang Supriatna.
“InsyaAllah jika diberikan lagi mandat oleh masyarakat untuk memimpin Kabupaten Bandung, di periode kedua kita akan memperlebar pemberian BPJS Ketenagakerjaan kepada kusir delman, supir angkot, tukang ojeg, tukang becak, seniman dan budayawan,” sebut Ali.(Gum)
Discussion about this post