SOREANG (BR).- Indeks Risiko Bencana Indonesia (Irbi) tahun 2016 menyatakan Kabupaten Bandung sebagai peringkat ke 12 daerah rawan bencana di Provinsi Jawa Barat, sedangkan di tingkat nasional berada di peringkat ke 155 dengan skor 174 kelas risiko tinggi.
Selain itu, Kabupaten Bandung berdekatan dengan lempengan atau patahan lembang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan posisi tersebut menjadi potensi bencana gempa tektonik yang sangat besar. Untuk itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Ir. H. Sofian Nataprawira, MP mengungkapkan, masyarakat harus selalu waspada dan siap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
“Daerah kita ini rawan terjadi bencana, selain kewaspadaan, masyarakat harus memiliki kemampuan untuk melakukan penanganan secara mandiri, baik pra bencana, saat terjadi, juga pasca bencana,” ungkapnya seusai membuka Pelatihan Rumah Siap Bangun Pasca Bencana yang dipusatkan di Best Hotel Bandung, Senin (3/ 12/2018).
Dirinya mengatakan, berbagai upaya peningkatan kapasitas SDM masyarakat terus digaungkan BPBD, dengan harapan bisa meminimalisir risiko bencana bahkan minim korban. “ Meski bencana sulit diprediksi, setidaknya bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, mereka tahu apa yang harus dilakukan, minimal ga panik, selamat jiwa dulu baru yang lainnya,” imbuh Sofian.
Lebih lanjut dia menerangkan, potensi gempa di Kabupaten Bandung tidak hanya dari sesar Lembang KBB, namun kewaspadaan juga harus dibangun bersama, karena terdapat garis bencana lainnya.
“Ada potensi bencana yang membentang dari Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Pangalengan, Kertasari dan Ciwidey. Kalau terjadi gempa tektonik di laut, gempa juga akan menggoyang daerah-daerah itu, dan tentu saja masyarakat harus waspada, kita siaga risikonya juga bisa ditekan,” terangnya.
Kepala BPBD Kabupaten Bandung yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah itu berharap, peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan tersebut bisa membangun semangat sabilulungan masyarakat untuk bangkit. Menurutnya, harus terbangun sinergitas harmoni semua elemen, menciptakan masyarakat terampil, cekatan dan terlatih yang siap membangun rumah pasca bencana cepat dan sehat.
“Masyarakat yang terlatih ini, harus mandiri dan move on manakala mereka menjadi korban bencana. Untuk rumah yang hancur akibat bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi tentu saja harus dilakukan secepatnya, tanpa menunggu bantuan yang prosedurnya lama. Pelatihan ini akan memberi wawasan dan gambaran teknis, seperti apa membangun rumah instan sederhana dan sehat, juga karena PB ini harus melibatkan masyarkat, sesuai kampanye dari pusat (BNPB), ”harap Sekda.
Menambahkan hal itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara menyampaikan, pelatihan tersebut bertujuan agar masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana memiliki kemampuan dan pemahaman dalam pembangunan perumahan atau permukiman siap bangun pasca bencana terjadi.
“Pelatihan ini juga tentu saja untuk meningkatkan SDM masyarakkat, agar terbangun kemandirian dalam melakukan dan melaksanakan pembangunan gedung serta perumahan/permukiman yang lebih aman terhadap bencana yang terjadi di Kabupaten Bandung,” ujar Akhmad.
Pada kesempatan itu kata dia, peserta Pelatihan Rumah Siap Bangun Pasca Bencana berjumlah 35 orang, yang terdiri dari para tukang atau pekerja di bidang bangunan dan berlangsung selama 3 hari dari 3 sampai 5 Desember 2019 .
“Pembangunan kapasitas ini pesertanya dari para tukang bangunan dari Kecamatan Rancabali, Ciwidey, Pasirjambu, Soreang, Kutawaringin, Banjaran, Pangalengan, Cimaung, Kertasari, Cimenyan, Rekan dari Forum MTB, Sekolah Rescue, Sibat (Siaga Bencana berbasis Masyarakat) Bojongsoang serta Satgas BPBD,” pungkasnya.(BR. 01)
Discussion about this post